10 Kesalahan Mendisiplinkan Anak
Dalam dunia yang ideal, orang tua mempunyai kesabaran, toleransi, pengertian, fleksibilitas dan energi yang tak terbatas dalam membimbing anak. Tapi tak ada seorang pun yang sempurna. Terkadang, seorang ayah harus belajar menjadi ayah yang baik seumur hidupnya. Berikut ini beberapa kesalahan umum yang dibuat seorang ayah ketika mendisiplinkan anak, seperti yang dikutip idi.
Membentak atau Berteriak.
Membentak mungkin cara yang efektif untuk membuat anak menurut, namun anak yang sering mendapat bentakan akan belajar bicara dengan nada serupa. anak akan tumbuh menjadi kasar. Tanya diri anda sendiri, sukakah anda dibentak? Ketika anda marah, usahakan jangan bertindak apa-apa dulu, ambil napas dan berjalan-jalan sebentar di teras. Lebih baik menyimpan teriakan anda hanya untuk keadaan darurat.
Menuntut Tindakan Segera.
Orang tidak akan merespon dengan baik perintah seperti “Cepat kerjakan!‚, atau “Sekarang juga!‚ karena tidak menunjukkan penghargaan. Lebih baik jika anda meminta dengan halus tapi tegas.
Mengomel.
Omelan sering muncul dari mulut orang tua yang mencoba tetap sabar. Mereka tidak ingin marah tapi berusaha menuntut anak melakukan perintahnya. Lebih baik, anda memberi batasan waktu, beri peringatan jikan anak membandel, dan berikan hukuman jika anak tidak mengerjakan apa yang menjdi tugasnya. Misalnya, tidak boleh bermain game sebelum membereskan kamar tidurnya.
Menggurui.
Orang tidak begitu tertarik mendengar pembicaraan satu arah, tanpa interaksi. Menggurui anak kadang tidak menunjukkan permasalah sebenarnya. Misalnya, anak yang selalu telat mengerjakan PR malah diceramahi soal pentingnya pendidikan, bukan soal kegunaan mengerjakan PR dan keterlambatan anak mengerjakannya.
Memaksa.
Ini termasuk penggunaan tekanan fisik agar anak menurut. Misalnya, menyeret dia ke dokter gigi. Tanyakan kenapa dia menolak atau takut dan beri penjelasan kenapa dia harus menuruti anda. Ini akan membantu anak menjelaskan perasaannya.
Marah berlebihan.
Bereaksi atau marah berlebihan akan melukai perasaan anak dan membuatnya bingung. Jika anda terlanjur marah besar kepada anak, katakana maaf dan beri dia penjelasan. Dengan begitu, anak akan belajar tentang perasaan dan mengerti manusia bisa berbuat keliru.
Meremehkan atau memberi cap.
Tanpa sadar, orang tua sering meremehkan atau membuat malu anak. Tindakan ini dapat membuatnya kurang percaya diri dan merasa tidak aman. Contohnya, “Kamu ini sudah besar kok masih seperti bayi?‚ atau “Papa tidak akan pulang kalau kamu masih nakal‚.
Hati-hati dengan kata-kata anda, usahakan selalu memberi peringatan positif. Memberi cap, gelar, atau panggilan buruk berdampak tak baik bagi anak. Jangan pernah memanggil anak dengan kata-kata seperti, “monyet‚, “kurus‚, “gendut‚, atau “hitam‚.
Menjebak.
Orangtua yang cenderung menghukum sering berusaha menangkap kebohongan anak dan menunjukkan buktinya dengan mencecar seperti pengacara di pengadilan. Lebih baik berkata langsung dengan bukti yang ada dan minta penjelasan.
Mencari Kambing Hitam.
Orangtua kadang menyalahkan anak atas situasi yang dialaminya. Contohnya, “Kenapa sih kamu selalu membuat papa marah?‚ atau “Papa bekerja keras untukmu, dan sekarang kamu ‚‚Ini akan membuat anak merasa bertanggung jawab terhadap semua masalah di dunia ini.
Hukuman Fisik.
Mendisiplinkan anak tak mungkin diperoleh dengan hukuman fisik yang keras. Anak akan menjadi kasar dan tidak hormat. Hubungan ayah dan anak bisa rusak. Lebih baik anda merenung, apakah anda senang diperlakukan seperti itu sewaktu kecil? (cy)
Originally posted 2013-04-10 23:47:19.
duh… tulisan ini mbuka mata ku rek….
duh….
salam kenal utk Henlia
salam kenal juga 🙂