ANTARA KRITIK DAN PENGHARGAAN
Seorang wanita baru pindah ke sebuah kota kecil. Setelah berada di sana
beberapa waktu, ia mengeluh kepada tetangganya tentang pelayanan buruk yang
dialaminya di apotek setempat. Ia meminta pada tetangganya agar mau
menyampaikan kritiknya pada pemilik apotek itu.
Beberapa hari kemudian wanita pendatang tersebut pergi lagi ke apotek itu.
Pemilik apotek menyambutnya dengan senyum lebar sambil mengatakan betapa
senangnya ia melihat wanita itu berkenan datang kembali ke apoteknya, dan
berharap wanita dan suaminya menyukai kota mereka. Bukan hanya itu, pemilik
apotek itu bahkan menawarkan diri membantu wanita dan suaminya menguruskan
berbagai hal agar mereka bisa menetap di kota itu dengan nyaman. Lalu, ia
pun mengirimkan apa yang dipesan wanita itu dengan cepat dan baik.
Wanita itu merasa senang dengan perubahan luar biasa yang ditunjukkan oleh
pemilik apotek. Kemudian, ia melaporkan hal itu pada tetangganya. Katanya,
“Anda tentu sudah menyampaikan kritik saya mengenai betapa buruk
pelayanannya waktu itu.”
“Oh, tidak,” jawab tetangganya. “Sebenarnya saya tidak menyampaikan kritik
anda pada mereka. Saya harap anda tidak keberatan. Saya katakan pada pemilik
apotek itu betapa anda terkagum-kagum melihat caranya mendirikan apotek di
kota kecil ini. Dan, anda merasa apoteknya adalah salah satu apotek dengan
pelayanan terbaik yang pernah anda temui.” “???”
(Editor) Smiley’s…! Semua orang akan melakukan apa pun bagi anda, bila
anda memperlakukan mereka dengan penuh hormat, penting, dan berharga. Kritik
seringkali hanya menghancurkan harapan perbaikan. Sedangkan sebuah apresiasi
(penghargaan) selalu mendorong orang lain untuk melakukan lebih baik lagi.
Adakah kritik yang membangun? Yang pasti ada adalah penghargaan yang
membangun. Semoga Smiley’s kali ini menggugah kita agar lebih pandai
menyuarakan penghormatan, bukan hanya kritik belaka.
(diadaptasi dari “Becoming a Person of Influence”, John c. Maxwell. Re-written: Editor
Rekan-Kantor eNewsletter)
Originally posted 2007-09-20 09:05:39.