Apa, sih, nymphomania?
Pernah dengar istilah ini, nggak? Bagi orang awam yang sedikit ngeh, nymphomania sering disamakan sebagai keadaan saat seorang wanita yang tahan bercinta dengan siapa saja selama berjam-jam tanpa kenal lelah.
Menurut istilah medis, nymphomania tidak dapat disamakan dengan sifat seseorang yang senang bersanggama tanpa pilih-pilih pasangan. Seorang wanita bisa saja hobi berhubungan seks dengan siapa pun tanpa harus menjadi seorang nymphomaniac. Sebaliknya, seorang nymphomaniac sulit menghindari kebiasaan bersetubuh tanpa pandang bulu. Kasarnya, nih, begitu ‘ting’ langsung ‘hajar’!
Ilmu psikiatri masa kini telah mempersempit definisi nymphomania menjadi sebuah kondisi spesifik dengan tiga elemen yang terpisah. Yang pertama dan terpenting adalah dorongan seks yang tidak terkontrol-gairah yang begitu konstan dan tidak pernah puas. Gairah ini membuat para penderitanya berkeliaran di jalan-jalan untuk mencari ‘mangsa’. Kalau tidak dapat, dia akan bermasturbasi selama berjam-jam. Hii…. Dua elemen lain berakar dari usaha untuk memuaskan gairah ini, yaitu sering melakukan kontak seksual, dan melakukannya dengan banyak orang.
Pada dasarnya, sih, nymphomaniac adalah pemilik gairah yang tak ada henti-hentinya. Para wanita yang sering berhubungan seks dengan siapa saja biasanya masih mempunyai gairah seks yang normal. Tapi mereka justru terdorong oleh faktor lain, seperti pemberontakan masa remaja, sampai depresi. Motif apa pun penyebabnya, mereka ingin menghindari sesuatu yang menyakitkan dan berusaha memperoleh perasaan dicintai dan disayangi.
Sejak lama, para ahli menaruh perhatian khusus pada nymphomania. Seabad lalu misalnya, para doktor menduga bahwa penyebabnya adalah gangguan menstruasi, wasir, dan cacing usus. Akhirnya para ahli sadar kalau kondisi nymphomania nggak hanya karena gangguan yang kasat mata tapi juga berakar dari masalah kejiwaan….
Originally posted 2011-03-20 18:45:10.