Bayi Yang Cacat
Alkisah, setelah 15 tahun usia perkawinan yang tanpa anak, sepasang suami istri sangat gembira ketika mengetahui bahwa seorang bayi akan lahir dari mereka. Tetapi pada saat persalinan, hati sang dokter yang membantu persalinan sang ibu itu merasa sedih ketika melihat bayi yang baru dilahirkan itu memiliki tangan kiri yang lebih kecil dibandingkan tangan kanannya.
Dokter sejenak menenangkan dirinya sendiri untuk memberi tahu ayah bayi itu dan menawarkan diri untuk memberitahukan berita yang menyedihkan itu kepada si ibu.
“Tidak,” kata ayah itu dengan tegas. “Saya mau memberitahukannya sendiri.”
Bersama-sama mereka meletakkan bayi yang terbalut kain itu di sisi ibunya. Sang Ibu mengagumi kulitnya yang halus, menyisir rambut bayinya dengan tangannya dan melihat dengan bangga kepada suaminya. “Dia sempurnya ya?”
Suaminya sekilas tersenyum. Ibu itu dapat membaca sebuah isyarat di mata suaminya. Dengan perlahan lalu dia membuka selimut dan melihat tangan si kecil yang cacat itu. Ruangan itu menjadi hening seketika.
Kemudian dia menoleh kepada suaminya dan berkata dengan lembut, “John, hukum kehidupan tidak pernah salah. Anak ini lahir di tempat yang sesuai dan kita pun mendapatkan anak yang sesuai. Tidak ada yang salah dengan semua ini. Semua ini adalah tanggung jawab yang harus kita selesaikan dengan sebaik-baiknya.”
Originally posted 2011-03-26 18:12:56.