Gadis Kecil Itu Telah Membuatku Menangis

Tulisan ini sedikit oleh2 yang bisa aku share dari acara kemarin. Rasa terima kasih tak terhingga aku ucapkan kepada Panitia Inti TC2 (Mas Agussyafii, Mba Meidy & Keluarga, Dado, dan teman2 yg lainnya). Terima kasih karena mengijinkan kami untuk bergabung bersama kalian, terima kasih atas kesempatan untuk meraih kebahagiaan dengan berbagi kebahagiaan dengan orang lain, terima kasih atas segala pengertian dan kemakluman atas segala khilaf & salah, terima kasih karena kita bersaudara….

Puji serta syukur ke hadirat Allah SWT, yang tanpa ijin dan kasih sayangNYa maka semua ini tidak akan terjadi… Artikel ini khusus dipersembahkan kepada para Mujahid & Mujahidah TC, semoga Allah memberkahi……

Baksos, Kampung Lio, depok Baru

Alhamdulillah…..sekali lagi Allah memberikan kesempatan ini, ya kesempatan untuk meraih kebahagiaan dengan berbagi dengan sesama, terutama kepada mereka2 yang keadaanya kurang beruntung dari kita. Berbagi senyum….berbagi tawa….berbagi kebahagiaan….

Minggu, 24 Agustus 2008, Kelompok Milis Tahajjud Call mengadakan suatu aksi sosial dengan tema, “Tanda Cinta Tahajjud Call 2”. Acara dilakukan di suatu tempat yang menurutku bisa jadi sangat memperihatinkan untuk suatu wilayah perkotaan. Letaknya kira2 500 m dari stasiun depok baru.

Aku dan beberapa teman minggu pagi itu memang mempersiapkan diri utk menjadi voluenteer dalam acara ini. Kami berkumpul di depan stasiun kereta dan berjalan menyusuri jalan setapak.

Hehm…sebenarnya hatiku sedikit gelisah menyusuri jalan dimana di samping kiri dan kanan penuh dengan rumah2 yg keadaannya sangat memperihatinkan. Lingkungan yang kotor dan suasana yang mirip dengan tempat sampah (afwan), maklum tempat ini ternyata memang tempat para pemulung sampah dan juga para pedagang keliling. Daerah yang potensial bagi kita-kita yang memang ingin menyisihkan “rejeki” yang Allah berikan. Belum lagi menjumpai “orang-orang” yang sangat jarang sekali kita berinteraksi dengan mereka. Subhanalloh…..Kau Maha Tahu Segalanya ya Allah…..

Ada beberapa acara yang diadakan, yaitu Pembagian sembako (kira2 utk 200 orang), Pengobatan Gratis (utk 150 orang), Bazaar (Penjualan pakaian2 layak pakai dengan harga Rp 1000 s/d Rp 5000), dan terakhir adalah Lomba untuk anak2.

Aku sendiri bertugas di bagian pengobatan gratis dan bazaar. Banyak hal lucu dan aneh yang aku jumpai saat itu. Sungguh, saat inipun aku masih suka senyum2 sendiri membayangkan tingkah polah orang2 yang datang untuk mendapatkan pengobatan gratis tersebut. Wajah2 yang polos…lugu…dan bersahaja. Ternyata banyak dari mereka yang tidak tahu berapa sesungguhnya usia mereka. Dan ada pula yang kurang bisa berbahasa Indonesia, sehingga akupun kesulitan untuk mendapatkan data mereka.

Sungguh ya Allah….pengalaman ini tak akan terlupakan dalam hidupku. Pakaian mereka…..Kedekilan mereka….Keluguan mereka….Kekurang beruntungan mereka, dan juga wajah2 pasrah atas nasib mereka.
Astaghfirulloh……

Lihatlah mereka! Bandingkan dengan dirimu! Sungguh, beruntunglah kita…beruntunglah kita…..beruntunglah kita… Jadi teringat suatu ayat, “Lantas, nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”

Aku rasa bukan hanya aku yang merasa beruntung atas pengalaman ini. Tapi juga teman2ku yang lainnya. Panas terik yang menyengat serasa pancaran sinar hangat di pagi hari. Rasa lapar karena memang tidak sempat sarapan, tidak terasa sama sekali. Ada Ibu Carkem, ada bapak Khodam, ada Engkong Sangkuang, ada Enyak Disa, dan yang lain2nya. Kebanyakan dari keluhan mereka adalah gatal2. Ya, tentu saja dengan lingkungan kotor seperti itu aku rasa tidak heran bila kulit mereka bereaksi. Pemandangan yang memiris hati. Dari anak2 hingga orang tua…kebanyakan kulit mereka korengan, dekil, dan juga berjamur. Semakin membuat diri tersungkur atas segala nikmat yang selama ini dianugerahi olehNya.

Ternyata Allah mempunyai berbagai cara untuk membuat kita sadar,. Ya, sadar akan KebesaranNya, sadar akan KemurahanNya, sadar bahwa diri ini hanyalah setitik debu di lautan yang luas, yang tidak akan ada artinya dan juga tidak mempunyai suatu daya tanpa PertolonganNYa, tanpa kasih SayangNya. Sungguh ya Allah, merugilah mereka yang tidak pandai mensyukuri segala nikmatMu, Merugilah mereka yang tidak mau peduli terhadap Mahluk2Mu…..Merugilah…

Ada lagi hal yang sangat menyentuh hatiku, yaitu saat acara bazaar (penjualan pakaian layak pakai) dimulai. Belum lagi pakaian2 sempat kami tata di atas meja, mereka sudah berkumpul di depannya, dan tangan2 mereka mulai mencari2 pakaian yang kira2 mereka perlukan. Harga yang kami berikan yaitu Rp 1000 s/d Rp 5000 rupanya kurang memadai bagi mereka hingga akhirnya harganya kami turunkan menjadi s/d Rp 3000 dan terus turun lagi hingga harganya Rp 500 per potong.

Tiba2 ada seorang gadis kecil yang menyusup ke depanku. Dia membawa uang Rp 2000 dalam genggamannya. Lalu aku bertanya, “Adik cari apa?”. Dia jawab, “Ada pakaian anak kecil gak kak?”.

“Untuk siapa?”, kataku. “Untuk saya kak.” jawabnya. Tapi karena dia datang kira2 10 menit setelah bazaar dimulai, maka pakaian2 anak kecilpun telah banyak yang diambil oleh ibu2 setempat. Tapi Alhamdulillah, ada sepasang potong pakaian untuknya walaupun itu tidak terlalu bagus.

Aku ingat, aku sempat bertanya padanya. “Orang tua kamu mana?” Diapun menjawab, “Gak ada kak, lagi jualan.” lalau diapun berlalu. Tanya keperluannya dan diapun menunjuk kepada seorang anak lelaki di sampingnya. “Ada pakaian untuk dia gak kak?” oh…ternyata anak lelaki itu kakaknya, pikirku.

Lalu akupun mulai mengaduk2 sisa pakaian yang ada di depanku. Ternyata tidak ada baju untuk ukuran anak lelaki tersebut dan akupun memberitahukannya kepada gadis kecil tersebut. Dan yang keluar dari mulutnya adh…”Ya…….”

Setelah itu ternyata gadis kecil itu dan juga kakaknya menghampiri meja dimana diletakkan pakaian utk lelaki dewasa. Anak lelaki itu mengambil sebuah celana jeans dan juga sebuah kemeja. Salah seorang temanku bertanya, “Untuk siapa bajunya, memang itu muat untuk kamu?”

Dengan lugas dia menjawab, ” Untuk bapak….bapaknya sekarang lagi jualan”.

Lalu temanku bertanya lagi, “Kok Cuma bapaknya yang dibeliin? Ibunya gak?”

Lantas dengan polosnya dia menjawab, “Gak punya ibu kak…..”. Ya Allah…aku dan beberapa temanku terpana. Subhanalloh….. Lantas kamipun tenggelam dalam pikiran masing2. Sungguh, mereka pasti datang dari keluarga yang penuh kasih sayang, penuh kepedulian antar anggota keluarga. Walau hidupnya sulit, keadaannya memperihatinkan, ternyata itu tidak menghalangi mereka untuk berkasih sayang. Lantas kita……..?

Aku jadi berpikir, darimanakah uang yang mereka pegang itu? apakah itu dari orang tua mereka? ataukah dari hasil mereka memulung? mengamen? atau yang lainnya?

Ya Allah…terima kasih atas segala karuniaMu. Terima kasih atas kasih sayangMu. Terima kasih atas orang tua yang bertanggung jawab. Terima kasih atas keberuntungan ini. Terima kasih telah membuka hati-hati kami…tidak hanya untuk mensyukuri nikmatMu tapi juga untuk berbagi rejeki dengan sesama…..

Itulah jalan kami untuk berterima kasih padaMu ya Allah….. Ya, dengan berbagi dengan mereka2 yang memang kau peruntukkan sebagai ladang amal bagi kami….dengan harta….dan juga dengan kepedulian kami.

Aaamin…ya robbal Allamiin.

Wassalam,

Herny Susiyanti

Originally posted 2019-04-12 17:51:24.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *