Ilmuwan Korsel Sukses Ciptakan Anjing Kloning
SEOUL – Korea Selatan membuat langkah terobosan di bidang ilmu pengetahuan. Para ilmuwannya kemarin mengumumkan bahwa mereka berhasil membuat anjing kloning pertama di dunia.
Kloning salah satu hewan piaraan manusia itu dilakukan oleh Woo-Suk Hwang dan tim penelitinya dari Universitas Nasional Seoul. Bukan pertama kali ini Tim Hwang mengejutkan dunia sains.
Awal tahun ini, tim peneliti tersebut menciptakan sel induk dari materi genetika manusia. Dengan sel induk buatan itu, mereka bisa menciptakan embrio kloning manusia. Namun, penemuan itu menimbulkan perdebatan bioetika.
Anjing kloning tersebut diberi nama Snuppy, kependekan dari “Seoul National University puppy (anak anjing)”. Kloning itu berasal dari sel-sel anjing dewasa. Pemindahan sel dilakukan dengan sistem transfer sel nukleus somatik. Teknik itu juga diterapkan saat ilmuwan lain mengkloning domba Dolly.
Domba, tikus, sapi, kambing, babi, kelinci, kucing, bagal (campuran kuda dan keledai), dan kuda telah dikloning dengan cara yang sama.
Hwang mengatakan, langkah terobosan mengkloning anjing itu dapat memperkaya pengetahuan tentang cara memerangi penyakit-penyakit pada hasil kloning yang menggunakan sel induk.
Bukan Manusia
“Tujuan riset kami adalah menciptakan anjing-anjing yang dimanfaatkan untuk keperluan studi penyakit-penyakit kloning. Bukan untuk mengkloning manusia,” kata Hwang dalam konferensi pers.
Snuppy berjenis kelamin jantan. Ia dilahirkan melalui bedah caesar dari perut anjing jenis Labrador. Bobot Snuppy 530 gram saat lahir.
Anak anjing kloning yang kedua bernama NT-2, yang saat lahir berbobot 550 gram. Namun, ia hanya berumur 22 hari. NT-2 mati setelah terserang penyakit radang paru. Hasil uji forensik menunjukkan, tidak ada problem anatomis pada NT-2.
Dalam penelitian itu, tim Hwang mengkloning 1.095 embrio.
Seluruh embrio itu ditransfer ke rahim 123 ekor anjing betina. Menurut Hwang, tingkat keberhasilannya 1,6 persen. Karena itu, tim riset hanya menargetkan terciptanya dua ekor anjing kloning.
Kedua anak anjing itu berasal dari sel kulit anjing dewasa. Jenisnya adalah anjing gembala jantan dari Afghanistan. Induk anjing diseleksi berdasarkan ukuran dan warna bulu.
“Tujuan riset ini adalah untuk menghasilkan hewan-hewan untuk keperluan percobaan, bukan untuk binatang piaraan,” kata tim Hwang dalam pernyataan tertulis.
Para ilmuwan Korsel itu yakin, anjing kloning tersebut akan membantu menentukan jejak genetik dari induk anjing yang berbeda. Penemuan itu juga bisa membantu melestarikan spesies anjing langka.
Ilmuwan Gerald Schatten, yang ambil bagian dalam riset itu, mengatakan anjing-anjing kloning tersebut membantu para ilmuwan meneliti penyakit-penyakit pada anjing dan manusia, seperti kanker dan diabetes.
Teknik terapi sel induk untuk menyembuhkan penyakit juga bisa diujicobakan pada anjing-anjing kloning, kemudian dipraktikkan pada manusia.
“Dengan mengetahui apakah terapi itu aman dan efektif pada hewan piaraan, kita juga bisa mengetahui tingkat keamanannya jika teknik itu diterapkan pada manusia,” kata Schatten, peneliti pada University of Pittsburgh.(rtr-ben-25)
Originally posted 2015-04-21 06:20:13.