Keberhasilan
Ayat bacaan: Amsal 22:29
===================
“Pernahkah engkau melihat orang yang cakap dalam pekerjaannya? Di hadapan raja-raja ia akanberdiri, bukan di hadapan orang-orang yang hina.”
“Mau bagus atau tidak itu bukan masalah.. yang penting ada yang saya kumpulkan.” kata seorang siswa pada suatu hari yang secara tidak sengaja saya dengar. Ada banyak orang yang berpandangan seperti ini. Bagi mereka kualitas bukanlah hal yang penting, sehingga tidak masalah jika diabaikan. Dalam dunia pekerjaan pun demikian. Tidak sedikit pekerja yang baru melakukan pekerjaannya ketika batas tenggang waktu sudah hampir habis. Tidaklah heran apabila pekerjaannya asal jadi saja, acak-acakan atau malah kacau bersalahan. Jika ditegur, alasan segudang sudah disiapkan. Sedang tidak enak badan, sedang sibuk atau malah mood sedang tidak baik, itu biasa dipergunakan sebagai “excuse” atas hasil kerja atau performance yang pas-pasan. Lucunya, mereka akan bersungut-sungut apabila karir mereka tidak kunjung meningkat, atau bagi siswa, ketika mereka memperoleh nilai yang tidak memuaskan. Sebuah keseriusan dalam pekerjaan berbanding lurus dengan hasil yang diperoleh. Tuhan tidak pernah menginginkan anak-anakNya untuk menjadi orang yang suka bekerja setengah-setengah. Tuhan ingin kita menjadi orang-orang yang cakap di bidang masing-masing. Menjadi contoh dan teladan lewat segala sesuatu yang kita lakukan.
Salomo mengajukan sebuah kalimat penting mengenai hal ini dalam bentuk pertanyaan kepada kita. “Pernahkah engkau melihat orang yang cakap dalam pekerjaannya? Di hadapan raja-raja ia akan berdiri, bukan di hadapan orang-orang yang hina.” (Amsal 22:29). Perhatikan kata “cakap”. Tuhan tidak hanya mengucapkan kata “kerja” saja, tetapi dilengkapi dengan kata “cakap”. Dalam bahasa Inggrisnya dikatakan “dilligent and skillful”, alias “rajin dan ahli.” Itulah yang dimaksudkan lewat kata “cakap”, dan itu seharusnya menjadi gambaran dari orang-orang yang mengaku sebagai pengikutNya. Bukan setengah-setengah, bukan asal jadi dan bukan pula pas-pasan. Memberi yang terbaik dalam pekerjaan, usaha, atau belajar dan sebagainya, itu merupakan sebuah keharusan.
Jika kita cakap, apa yang akan kita peroleh? Ayat di atas mengatakan bahwa kita akan berdiri di hadapan raja-raja, di hadapan orang-orang penting, orang-orang berpengaruh, dan bukan di hadapan orang-orang biasa. Ini menegaskan bagaimana Tuhan memandang penting sebuah usaha keras yang dilakukan secara serius dan sungguh-sungguh. Dia siap memberkati kita yang selalu berupaya memberikan yang terbaik untuk terus meningkat lebih dan lebih lagi. Ini sesuai dengan apa yang dijanjikan Tuhan pula. “TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia.” (Ulangan 28:13). Tuhan menjanjikan keberhasilan. Kita didesain sebagai kepala bukan ekor, dimaksudkan untuk terus naik dan bukan turun. Ini akan kita peroleh jika kita mau mendengarkan perintah Tuhan dan melakukannya dengan setia. Bekerja secara serius dan sungguh-sungguh adalah salah satu bagian dari melakukan perintah Tuhan dengan setia, dan itu akan membuat kita memperoleh keberhasilan demi keberhasilan dalam karir, keluarga atau dalam apapun yang sedang kita lakukan.
Perumpamaan tentang talenta (Matius 25:14-30) menggambarkan dengan jelas bahwa Tuhan telah melengkapi kita semua dengan keistimewaan-keistimewaan tersendiri. Semua itu ia titipkan kepada kita agar kita bisa melakukan pekerjaan kita dengan sebaik-baiknya, dan bukan untuk bekerja asal jadi. Semua itu pada suatu ketika haruslah kita pertanggungjawabkan. Banyak tidaknya talenta itu bukan masalah sama sekali. Berapapun yang dipercayakan Tuhan kepada kita merupakan hal yang patut kita syukuri, dan kita harus sadar pula bahwa itu semua sudah lebih dari cukup untuk membuat kita bisa berhasil dalam setiap apa yang kita kerjakan. Tuhan ingin kita sukses, Tuhan memberikan bekal buat kita untuk itu, dan Tuhan siap memberkati pekerjaan kita. Bukankah itu merupakan sebuah kesatuan yang luar biasa? Dengan bekerja serius berarti kita menghargai Tuhan, sebaliknya bagaimana mungkin kita mengaku sebagai orang yang bersyukur apabila kita tidak mau serius dalam bekerja?
Jangan lupa bahwa Tuhan pun sudah menegaskan kita agar bekerja serius seperti melakukannya untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.” (Kolose 3:23). Tuhan memandang penting sebuah keseriusan dari diri kita. Jika kita melakukannya dengan sebaik mungkin dan memuliakan Tuhan di dalamnya, tentu Tuhan pun tidak akan sungkan-sungkan untuk memberkati kita tepat seperti apa yang Dia rindukan. Bayangkan betapa senangnya Tuhan apabila melihat anak-anakNya menjadi orang-orang yang berpengaruh dalam bidangnya masing-masing, menjadi teladan bagi pekerja lain, jujur dan setia. Orang tua kita saja akan merasa sangat bangga, apalagi Bapa yang menciptakan dan sangat mengasihi kita.
Sudahkah anda memberikan performance yang terbaik dalam pekerjaan atau studi anda? Sudahkah anda melakukan yang terbaik bagi keluarga anda? Atau pedulikah anda akan kecakapan, maukah anda terus melatih diri agar menjadi lebih cakap lagi? Ingatlah bahwa Tuhan akan selalu siap memperbesar kapasitas dari orang-orang yang cakap di bidangnya masing-masing. Keberhasilan merupakan bagian dari kehidupan anak-anak Tuhan, dan itu akan bisa dicapai apabila kita mau menghargai segala talenta yang diberikan Tuhan dengan sungguh-sungguh dan mempergunakannya dengan baik dalam pekerjaan kita. Ada masa depan yang indah penuh dengan keberhasilan bagi kita semua, dan itu semua akan bisa dicapai apabila kita mau mempergunakan apa yang telah diberikan tuhan sebagai sebuah keistimewaan dalam diri kita dengan serius.
Muliakan Tuhan dengan memberi yang terbaik dalam pekerjaan
Follow us on twitter: http://twitter.com/henlia
Originally posted 2010-11-09 01:24:00.