Kunci Rahasia Kesuksesan Hubungan antara Suami dan Istri
Ayat bacaan: Efesus 5:23
========================
“Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.”
Betapa terkejutnya saya hari ini mendengar kabar bahwa salah seorang sepupu saya baru saja mengalami kekerasan dalam rumah tangga alias dipukul oleh suaminya. Kejadian ini sebenarnya adalah akumulasi dari berbagai permasalahan yang terus dibiarkan berlarut-larut sejak mereka menikah. Seorang pria memukul wanita, apalagi istrinya sendiri, itu jelas salah. Tetapi agar adil, sebenarnya kita pun harus melihat terlebih dahulu permasalahannya secara lebih jelas, sedapat mungkin menuju kepada akar-akar permasalahannya, karena bisa jadi perlakuan kasar suami dipicu oleh perilaku atau sikap yang kurang baik dari istri, yang mungkin sudah terjadi selama bertahun-tahun. Apapun penyebabnya, yang jelas kita melihat semakin banyak keluarga-keluarga yang mengalami kehancuran meski usia pernikahannya masih relatif singkat. Dan ini pun tidak lagi jarang terjadi di kalangan umat Kristen sendiri. Iblis memang sangat suka merusak hubungan antar pasangan, terlebih ketika kita sudah memasuki zaman akhir seperti sekarang ini. Bentuk penyebab pecahnya sebuah hubungan bisa bermacam-macam, dan kita memang seharusnya melihat kasus per kasus. Tapi mari kita lihat sebuah pertanyaan yang mungkin sering dilontarkan orang, dan jelas dibutuhkan setiap pasangan. Adakah sebuah kunci yang akan mampu membuat sebuah hubungan antara suami dan istri senantiasa harmonis? Adakah rahasia kesuksesan sebuah hubungan yang akan mampu melewati badai seperti apapun tanpa mengalami keretakan di dalamnya? Jawabannya ada.
Kunci rahasia kesuksesan hubungan suami istri jelas tertulis di dalam kitab Efesus pasal 5 dengan judul perikop “Kasih Kristus adalah dasar hidup suami istri.” Bagian ini secara terang mengungkapkan kunci rahasia dari kesuksesan hubungan ini. Kedua belah pihak, suami dan istri, sama-sama punya tanggung jawabnya masing-masing. “Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan.” (Efesus 5:22). Mengapa? “karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.” (ay 23). Para istri, hendaklah anda tunduk kepada suami seperti halnya anda tunduk kepada tuhan. Ini adalah hal yang tidak bisa ditawar-tawar atau diberi pengecualian dengan alasan apapun. Kita tidak bisa tunduk dengan Tuhan tergantung kondisi bukan? Seperti itu pula seharusnya penundukan diri seorang istri terhadap suaminya. Apakah istri yang berpenghasilan lebih besar, apakah istri berperan lebih banyak dalam keluarga, atau alasan lainnya, itu tidak serta merta bisa menjadi dalih untuk berlaku sebaliknya. Istri tunduk kepada suami, seperti halnya kepada Tuhan, itu kunci rahasia dari pihak istri.
Lalu bagaimana dengan pihak suami? Para suami, dengarlah ini. “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya.” (ay 25). Mudahkah itu? Sama sekali tidak, sebab kita tahu bagaimana cara Kristus mengasihi jemaat. Dia tidak menyayangkan nyawaNya sendiri atau kenyamananNya, bahkan statusNya demi keselamatan para jemaat. Dia rela menyerahkan diri seutuhnya demi kita semua, menggantikan kita semua yang seharusnya terpancang di atas kayu salib selamanya. Seperti itulah bentuk dari kasih Kristus. Ini menjadi kunci rahasia kesuksesan hubungan dari pihak suami. Para suami, hendaklah anda mengasihi istri seperti bagaimana Yesus mengasihi jemaat hingga rela mengorbankan diriNya sendiri.
Ada tambahan lain yang masih berkaitan bagi para suami: “Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.” (ay 28). Mengapa? “Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat, karena kita adalah anggota tubuh-Nya.” (ay 29-30). Bacalah Roma 12:1-8 dan 1 Korintus 12:12-31 yang berbicara jelas mengenai kita sebagai anggota dari tubuh Kristus. Tidak ada satu orangpun yang mau menyakiti atau menghancurkan bagian tubuhnya sendiri. Jika kita dianggap sebagai bagian dari tubuh Kristus, maka jelas Kristus akan memperhatikan dengan seksama keselamatan kita masing-masing. Demikian pula seharusnya sang suami harus mengasihi istrinya yang tidak lain adalah bagian yang tidak terpisahkan dari mereka, dimana Tuhan sendiri yang telah menjadi saksi atas janji setia yang kita ucapkan ketika menikah. (Maleakhi 2:14). Sebuah pernikahan membuat suami dan istri menjadi satu daging, dan dengan demikian mereka bukan lagi dua melainkan satu. (Matius 19:5-6). Karena itulah suami yang tidak mengasihi istri sama artinya dengan orang yang tidak mengasihi anggota tubuhnya sendiri, yang dengan demikian tidak mencerminkan bagaimana Kristus mengasihi jemaatNya, anggota tubuhNya sendiri.
Apa yang tertulis di dalam Efesus 5 adalah sebuah rahasia besar yang menjadi kunci sukses keharmonisan hubungan antara suami dan istri. Lihatlah kata-kata Paulus berikut: “Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.” (Efesus 5:32). Rahasia besar? Ya, rahasia besar. Bukankah banyak pernikahan yang akhirnya hancur di tengah jalan akibat ketidaktahuan akan fungsi, tugas, tanggung jawab serta posisinya masing-masing? Secara umum inilah yang seringkali menjadi awal dari kehancuran sebuah keluarga. Rahasia besar ini sebenarnya telah diungkapkan dengan jelas dalam Alkitab. Mungkin bisa jadi aneh bagi kita ayat yang sudah tersedia selama ribuan tahun dikatakan sebagai sebuah rahasia yang besar, namun jika mengacu kepada realita dimana ada banyak hubungan yang kandas akibat ketidaktahuan akan kedua kunci ini, maka kita akan bisa mengerti mengapa hal itu dikatakan sebagai sebuah rahasia besar. Jika kita melakukannya, maka kita akan melihat sendiri bagaimana kunci ini mampu berperan secara luar biasa dalam membangun atau membina hubungan suami istri yang sukses. Dalam kondisi atau situasi apapun yang saat ini anda alami dalam hubungan dengan pasangan anda, dasarkanlah selalu kepada kedua kunci ini : Istri tunduk kepada suami seperti kepada Tuhan (ay 22) dan suami mengasihi istri seperti Kristus mengasihi jemaat (ay 25). Mari kita renungkan bersama-sama, sudahkah kita menempatkan diri kita pada posisi yang tepat ? Sudahkah kita menjalankan fungsi dan tanggungjawab kita sesuai porsi kita seperti yang dinyatakan dalam kedua kunci ini? Hubungan harmonis antara suami dan istri yang bertahan hingga maut memisahkan akan selalu menjadi dambaan semua manusia. Yang jelas, Tuhan sebenarnya telah memberikan kunci bagi kita untuk mencapainya, dan sekarang semua tergantung kita, apakah kita mau menyadari dan menghidupi rahasia besar ini atau tidak.
Istri tunduk pada suami seperti kepada Tuhan dan suami mengasihi istri seperti Kristus mengasihi jemaat merupakan kunci kesuksesan sebuah hubungan
Originally posted 2010-11-04 14:45:35.