Lewat Lagu
Ayat bacaan: Ulangan 31:19
“Oleh sebab itu tuliskanlah nyanyian ini dan ajarkanlah kepada orang Israel, letakkanlah di dalam mulut mereka, supaya nyanyian ini menjadi saksi bagi-Ku terhadap orang Israel.”
Bagaimana cara menyampaikan protes terhadap tindakan penguasa yang tidak baik? Sebagian besar orang akan memilih cara demonstrasi untuk menyuarakan aspirasinya. Selama melalui prosedur yang benar, sejak masa reformasi di Indonesia demonstrasi sah-sah saja dilakukan oleh siapapun yang ingin menyampaikan suaranya. Tetapi ada sebuah cara yang jauh lebih elegan dan tidak mengganggu banyak orang seperti halnya sebuah demonstrasi di jalan raya, yaitu lewat lagu. Cara ini banyak dipakai oleh para seniman dari masa ke masa. Lihatlah sebuah contoh ketika Amerika memutuskan untuk berperang dengan Vietnam. Sejumlah musisi seperti Bob Dylan kerap menyuarakan protes keras lewat lagu-lagu mereka. Di masa itu tercatat ada begitu banyak lagu yang berisikan keprihatinan sampai perlawanan terhadap keputusan untuk melakukan perang secara militer terhadap sebuah bangsa yang jauh lebih kecil dari Amerika di benua asia. Di negara kita pun demikian. Bentuk protes dan menyuarakan aspirasi banyak tampil lewat lagu, terutama di masa represif dari rezim yang berkuasa beberapa waktu lalu. Sosok seperti Iwan Fals misalnya sering menuliskan bentuk keprihatinan atau satire/sindiran lewat lirik-lirik lagu yang dikemas dengan melodi yang enak di dengar.
Sadar atau tidak, sebuah lagu bisa membawa pengaruh yang besar terhadap manusia. Kita bisa mengajarkan kebaikan, menggugah orang untuk berubah atau bahkan memberkati lewat lagu. Sebaliknya kita bisa mempengaruhi orang akan hal yang buruk atau bahkan memprovokasi orang lewat media yang sama pula. Coba perhatikan sikap kita, seringkali semua itu tergantung dari lagu-lagu seperti apa yang kita dengar. Mulai dari mencari semangat, inspirasi, atau ingin rileks, menenangkan perasaan, atau apapun, kita selalu bisa mendapatkannya dari lagu-lagu.
Tuhan pun tahu bagaimana manusia bisa terpengaruh lewat lagu. Tuhan tahu bahwa lagu bisa menggugah orang secara lebih efektif dibanding teguran langsung lewat perkataan. Lihatlah apa kata Tuhan kepada Musa untuk menggunakan media musik lewat lagu untuk mengingatkan bangsa Israel atas kejahatan mereka. Alih-alih menyuruh Musa memperingatkan mereka lewat pidato/perkataan, Tuhan justru menyuruh Musa untuk menuliskan lagu dan menyanyikannya. “Oleh sebab itu tuliskanlah nyanyian ini dan ajarkanlah kepada orang Israel, letakkanlah di dalam mulut mereka, supaya nyanyian ini menjadi saksi bagi-Ku terhadap orang Israel.” (Ulangan 31:19). Tuhan tahu bahwa ada kecenderungan manusia untuk terjatuh ke dalam dosa ketika terlena dalam sebuah kemakmuran. Bangsa Israel pada saat itu akan masuk ke tanah yang dijanjikan, sebuah tanah yang berlimpah susu dan madunya, dan jika mereka terlena dalam semua kenikmatan itu, maka akan timbul pula potensi untuk berbuat dosa. Tuhan mengatakannya demikian: “Sebab Aku akan membawa mereka ke tanah yang Kujanjikan dengan sumpah kepada nenek moyang mereka, yakni tanah yang berlimpah-limpah susu dan madunya; mereka akan makan dan kenyang dan menjadi gemuk, tetapi mereka akan berpaling kepada allah lain dan beribadah kepadanya. Aku ini akan dinista mereka dan perjanjian-Ku akan diingkari mereka.” (ay 20). Pada saat itu demikian, hingga saat ini pun sama. Betapa seringnya kita terlena ketika kita sedang berada dalam keadaan makmur. Pada saat seperti itu kita bisa lemah, dan akibatnya dosa-dosa akan membuat kita ditimpa malapetaka atau kesusahan setelahnya. Tuhan tidak pernah ingin itu terjadi. Seperti halnya pada masa itu, Musa pun diminta untuk mengingatkan bangsa yang dipimpinnya, dan secara spesifik Tuhan meminta Musa untuk menyampaikannya secara elegan lewat nyanyian. Maka Musa pun menuliskan sebuah nyanyiannya yang bisa kita baca dalam Ulangan 32, sebuah lagu yang dimaksudkan sebagai peringatan yang dirancang untuk menarik perhatian mereka agar jangan melupakan Allah dan kemudian mengarahkan diri mereka ke dalam masalah. “Maka apabila banyak kali mereka ditimpa malapetaka serta kesusahan, maka nyanyian ini akan menjadi kesaksian terhadap mereka, sebab nyanyian ini akan tetap melekat pada bibir keturunan mereka. Sebab Aku tahu niat yang dikandung mereka pada hari ini, sebelum Aku membawa mereka ke negeri yang Kujanjikan dengan sumpah kepada mereka.” (ay 21).
Lagu seringkali sanggup menggugah orang secara elegan. Musik sebagai salah satu ciptaan Tuhan yang terindah ternyata mampu berfungsi jauh lebih banyak daripada sekedar hiburan saja. Sebuah lagu sanggup menyampaikan pesan-pesan yang baik yang bisa menggugah orang untuk berbalik dari kesalahannya seperti pada jaman Musa di atas, bahkan lebih dari itu, kita bisa melihat dalam Alkitab bagaimana puji-pujian sanggup meruntuhkan tembok Yerikho seperti yang tertulis di dalam Yosua 6. Ada kuasa besar di balik puji-pujian, bahkan Daud secara tegas mengatakan bahwa Tuhan bersemayam di atas puji-pujian. (Mazmur 22:4).
God loves music, He can use it as a powerful media to remind us of many things, and we can glorify Him through the songs we sing as well. Jika pada jaman Musa hal seperti itu bisa berlaku, apakah di jaman sekarang hal yang sama masih bisa dijalankan? Tentu saja. Lihatlah bagaimana lagu-lagu rohani sanggup menggugah pendengarnya, memanggil kita kembali kepada kesetiaan kita mula-mula kepada Tuhan yang selalu mengasihi kita dengan setia. Selektiflah memilah-milah lagu, karena seringkali kita akan terbentuk sesuai dengan lagu yang sering kita dengar. Yang jelas, Tuhan selalu siap mengingatkan kita kapan saja agar kita terhindar dari keinginan-keinginan untuk berbuat dosa, dan media musik atau lagu merupakan salah satu media yang bisa Tuhan pergunakan.
Lagu bisa lebih efektif menjangkau kita dibanding perkataan
Follow us on twitter: http://twitter.com/henlia
Originally posted 2013-12-29 06:19:07.