PAK TUA DI TAMAN LEMBANG
Profil Wirausahawan “Kaya” Bersahaja
Pagi itu, seperti hari-hari yang lain, Pak Tua itu terlihat asyik memainkan sapunya mengumpulkan daun-daun yang berserakan di sekitar taman. Dengan seragam hijau kesayangan -seragam dinas kebersihan taman-, ia seperti tak pernah terlihat lelah membersihkan sekeliling Taman Lembang, suatu taman di bilangan Jakarta Pusat.
Pak Tua, atau sering juga dipanggil “Mbah Sanyo”, memang adalah salah satu petugas kebersihan di taman itu. Beliau sudah “berdinas” di taman tempat kongkow muda-mudi itu sejak 30 tahun lalu. Di umurnya yang sudah lewat dari 70 tahun, ia masih setia menjalani profesinya, bahkan ketika sakit. Ia pernah bilang ia akan merasa lebih sakit kalau tidak menjalankan tugasnya, bukan karena takut gajinya dipotong atau dimarahi atasan.
Beberapa muda-mudi pengunjung taman tahu kalau Mbah Sanyo itu juga berbisnis minuman botol. Ya, Pak Tua itu memang pemilik gerobak minuman botol penghilang dahaga para pengunjung taman. Pada masa mudanya dulu, ia langsung yang melayani kalau ada pembeli. Kini, ia tinggal memanajeri beberapa anak buah yang nota bene adalah famili yang berdatangan dari kampung di Tegal. Tercatat ada tiga “gerai” gerobak minuman botol yang dibosi oleh Mbah Sanyo di sekeliling Taman Lembang itu.
Pada saat-saat tertentu, ia juga membuka “gerai-gerai” lain. Misalnya ketika ada pemilik rumah di sekitar taman yang merenovasi rumah, ia akan meminta familinya yang lain untuk membuka gerai warteg, alias gerobak warung nasi. Peluang yang dilihat Mbah Sanyo adalah para buruh-buruh yang merenovasi rumah, mereka pasti butuh sarapan, makan siang, teh atau sekedar rokok.
Tanpa disadari sendiri oleh Pak Tua, ia telah berada sekaligus di dua kuadran yang berbeda yang didefinisikan oleh Robert T Kiyosaki. Ia sekaligus berada di kuadran E (employee) dan B (business owner). Di kuadran E karena ia adalah petugas kebersihan taman, dan kuadran B karena dia pemilik bisnis “gerai-gerai” sederhana.
Dari hasil gerai-gerainya, Pak Tua bisa punya banyak harta benda yang bisa dibanggakan di kampungnya di Tegal. Rumah, sawah, tanah dan beberapa hewan ternak, sudah dipunya Mbah Sanyo. Belum lagi rumah yang dia belikan untuk keponakannya di kampung lain. Ada juga anak angkatnya yang pernah dibantu untuk beli mobil walau bukan mobil yang mahal. Beberapa bagian sawah dan tanah juga diberikan kepada sanak familinya yang lain. Kalau Mbah Sanyo punya anak, mungkin dia akan jadi anak yang beruntung, semua itu akan diberikan ke sang anak.
Dari kisah nyata Pak Tua, ada tiga hal dari beliau yang membuat iri. Pertama, dia mampu bekerja dengan ikhlas, tidak menganggap kerja sebagai beban, malah sebaliknya, jadi suatu hobi yang dinikmati. Kedua, tetap hidup bersahaja walau sebenarnya dia mampu untuk terlihat kaya dan terhormat. Ketiga, bisa bermanfaat bagi orang lain dengan memberikan tidak hanya harta benda tapi juga lapangan kerja. Ya, Pak Tua bisa memberi karena dia punya. Pak Tua bisa memberi karena dia berwirausaha.
Ayo berwirausaha, walau hanya sederhana, sesederhana Pak Tua!
Originally posted 2011-01-10 01:01:40.