Saat Malam Hujan
Begitu lebat, Jakarta bagai padang luas yang disirami. Didalam angkutan umum anak kecil menyanyikan lagu tombo ati, sambil mengusap ingusnya. Nyanyian itu nyanyian hati ditengah duka ibukota. Anak kecil itu tak mengerti tentang duka, yang dia tahu setelah menyanyi berharap ada uang receh yang didapat.
Nyanyian tombo ati bagai air hujan yang menyirami hati yang terluka akibat duka yang berkepanjangan. Sebuah pertanyaan sempat terlontar. Sudahkah kita membaca duka dengan memahami makna dibalik semua ini? Apa ya kira-kira hikmahnya? Kita terkadang buta untuk membaca makna. Mudahnya kita terjebak pada materi yang nampak.
Sebagai orang yang terlibat dunia pendidikan seringkali menemukan banyak orang yang terluka hatinya dan berharap ketemu, kemudian ditumpahkan uneg2nya dan selesailah semua persoalan. Padahal yang saya lakukan hanya bisa mendengarkan aja. Setelah itu saya katakan, sebenarnya kita selalu memiliki jawaban dari setiap persoalan yang ada pada diri kita.
Pernah saya ketemu dengan anak yang hiper aktif. Belakangan saya tahu dari ibunya, sang anak sering melihat ayah dan ibu bertengkar sehingga sang anak menjadi hiper aktif. Saya katakan pada ibu itu, sebenarnya ibu tahu jawaban dari persoalan anak ibu, jangan membiarkan anak menyaksikan pertengkaran orang tua.
Pertengkaran Ayah dan ibu akan mempengaruhi perkembangan anak. Pertengkaran itu muncul karena rasa sakit dalam hati. Kiranya benarlah Nabi SAW memberikan kita resep obatnya hati, agar kita membaca Quran dan Maknanya, Mendirikan shalat malam, berkumpul dengan orang shaleh, berpuasa, dan senantiasa zikir malam. Rasanya membuat hati kita menjadi tentram dikala kita mampu mengerjakannya.
Malampun mulai sayup, angin terasa dingin. Bersamaan laju kencang kendaraan. Nyanyian Lagu tombo ati terdengar bagaikan doa penyembuh dari bocah pengamen bagi mereka yang hatinya terluka.
Originally posted 2019-04-18 18:13:45.