When No One Is Looking

1
Edited-face

When No One Is Looking
“Talents and charisma can take you to the top, but only character can keep you there…”
When No One Is Looking
By Sidney Mohede
On my desk di kantor, aku menulis sebuah quote (kutipan) di secarik kertas yang berbunyi begini, “Talents and charisma can take you to the top, but only character can keep you there…” (Bakat dan kharisma dapat membawamu ke puncak kesuksesan, namun hanya karakter yang dapat mempertahankan kesuksesanmu). Aku ingat banget pertama kali aku baca kutipan tersebut di sebuah buku dan it really spoke to me in a powerful way. Seringkali kita berpikir bahwa di dunia ini, hanya orang-orang yang berbakat atau mempunyai ‘kharisma’ yang khusus yang dapat meraih kesuksesan. Ini berlaku untuk anak-anak muda juga.
Kita sering kan merasa cemburu dengan bakat teman-teman kita yang kayaknya kok ‘serba bisa’ dan populer dengan semua orang-orang! Orang-orang ini kayaknya seperti sebuah ‘magnet’ keberhasilan, dan apapun yang mereka sentuh pasti berhasil. Ehm, coba lihat aja, aku yakin banyak dari kita yang pernah terlintas pemikiran seperti ini, “Andaikan aku punya bakat bernyanyi seperti dia, pasti aku sudah buat album yang terjual berjuta-juta copy!” atau, “Wah, coba aku secantik dia, pasti aku sudah menjadi juara covergirl dan menjadi model internasional!”. Ehm, mungkin yang lebih rohani, “Kalo aku mempunyai urapan yang sedahsyat dia, pasti aku akan dipakai Tuhan secara dahsyat dalam pelayananku!” Hmmmm…

Let’s look at the meaning of these words. Talents (bakat) di dalam kamus arti seperti ini: sesuatu kemampuan alami dalam melakukan sesuatu dengan baik. Jadi seseorang yang bisa bermain musik dari kecil (secara alami) akan dibilang anak yang ‘berbakat’. Atau seseorang yang mempunyai ‘bakat’ memasak adalah seseorang yang memang secara alami mempunyai kemampuan untuk memasak. (Dan makanannya memang terbukti enak! Kalo nggak enak yach, berarti nggak berbakat dong! Haha…). Now the word charisma (kharisma) mempunyai arti: kualitas atau kemampuan seseorang untuk menarik perhatian, mempengaruhi atau menginspirasikan orang lain. Kharisma adalah ‘magnet’ yang membuat banyak orang menjadi tertarik dengan diri kita atau dengan apa yang kita lakukan. Nah, setelah berkeliling-keliling ke berbagai negara dan kota, aku menemukan banyak sekali orang-orang yang mempunyai dua kualitas ini dalam pelayanan. Coba liat aja di gereja kita masing-masing, pasti kita akan banyak menemukan anak-anak muda yang berbakat dan penuh dengan kharisma! Mungkin kamu yang sedang membaca tulisan ini adalah salah satu orang-orang demikian, right? Ehm, memang sich, kalo dari segi apa yang di pandang atau di lihat, talenta dan kharisma adalah sesuatu yang bisa membawa kita ke ‘puncak kesuksesan’. (Siapa yang nggak mau punya suara seperti Celine Dion, bisa bermain gitar seperti Steve Vai, bermain basket seperti Michael Jordan, atau mempunyai kharisma seperti Bung Karno?). Yes, talents and charisma can definitely take you to the top! Banyak orang menjadi sukses, makmur dan populer berkat bakat dan kharisma mereka. And yet, we always have to remember an important factor. Tanpa karakter dan ‘integritas’, kesuksesan kita dalam kehidupan akan menjadi semu dan kosong.

Let’s stop a minute and think about this for a second. Don’t get me wrong lho, bukan berarti aku tidak percaya bahwa Tuhan bisa melakukan mukjizat yang membuat seseorang di penuhi oleh kuasa dan meraih kemenangan/keberhasilan dalam kehidupan kita. Aku sangat yakin dan percaya bahwa Tuhan kita dapat melakukan ‘apa saja’ kepada ‘siapa saja’ menurut kehendakNya. Talenta yang Tuhan tanamkan dalam kehidupan kita adalah sekedar ‘alat’ untuk menunjukkan dan mengembangkan potensi kita kepada panggilan Ilahi kita, iya kan? Tetapi alat kan hanya dipakai untuk mencapai sesuatu tujuan, bukan? Jadi bukan talenta/ bakatnya yang kita kejar, namun tujuan akhirnya bukan? Yach, aku sering banget ketemu orang-orang yang mempunyai talenta yang hebat, namun kalo dilihat dari kelakuan dan ‘karakter-nya’, ternyata orang ini tidak se-‘hebat’ yang kuduga.
Nah, kalo begitu, apa sich ‘karakter’ itu? Ehm, aku sering menyebut karakter seseorang sebagai ‘integritas’ orang itu. Nah, integritas adalah ‘who you are when NO ONE is looking’. (Siapa diri kita pada saat tidak ada orang yang melihat diri kita). Jelas kan? Pada saat kita lagi rame-rame, ngumpul bareng-bareng teman-teman, atau mungkin lagi kebaktian atau KKR, kita bisa aja bertingkah laku seperti ‘normal’ (menurut pandangan orang-orang lho).

Namun, integritas dan karakter kita seringkali di uji pada saat nggak orang di sekeliling kita! Pada saat kita sedang sendirian dirumah, atau di kamar, dan kita ‘tergoda’ untuk melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan hati Tuhan (hmm, you know what I’m talking about!). Nah, pada saat itulah integritas kita di uji. Kita sering lupa, bahwa meskipun tidak ada orang di sekeliling kita, namun Tuhan kita tetap bisa melihat segala perbuatan kita! Iya kan? Integritas dari karakter kita terbentuk pada saat ini kita konsisten dengan perbuatan (action) kita dan nurani kita (inner conviction). Kita semua tidak dilahirkan dengan integritas yang berkualitas seperti itu. Integritas dan karakter hanya bisa didapati melalui pengalaman-pengalaman dan keputusan-keputusan yang tepat, yang tidak terpengaruh dengan orang-orang yang ‘melihat’ perbuatan kita. These decisions are our OWN decisions. Kalau kita memahami ini, dan kita belajar untuk menjadi orang-orang yang berkarakter dan mempunyai integritas yang tinggi, kita akan lebih bisa mempertahankan ‘kesuksesan’ kita, apapun ‘sukses’ kita itu. Baik itu dalam pelayanan, menjalin hubungan,  bersekolah, berteman, dan bekerja. Buatlah ‘keputusan-keputusan’ dan ‘tindakan-tindakan’ yang menyenangkan hati Tuhan, terutama pada saat-saat tidak ada orang yang melihat kita. Itulah saat-saat karakter kita di bangun dan dibentuk.

Sebab itu, meskipun kita nggak mempunyai bakat yang hebat atau karisma yang memukau, jangan berkecil hati. Mari kita fokuskan kehidupan kita untuk membangun karakter dan integritas kita, di hadapan Allah Bapa, dihadapan generasi kita, dan di hadapan diri kita sendiri! Sebelum kita bisa menjadi contoh bagi generasi muda disekeliling kita, kita harus bisa menjadi ‘contoh’ bagi diri kita sendiri! Aku jamin, kita akan lebih bisa mempertahankan kesuksesan kita!
“Don’t let anyone look down on you because you are young, but set an example for the believers in speech, in life, in love, in faith and in purity” (1 Tim 4:12)

Originally posted 2014-06-24 21:07:02.

1 thought on “When No One Is Looking

  1. bagus bgt artikelnya. kadang aku jg suka ngrasa klo lg sendiri beda ama saat lg rame2. artikel ini ngebangun bgt n ngingetin tentang byk hal yg kadang sering kita lupakan.
    thx

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *