Arti Kebahagiaan
Pada suatu masa, ada seseorang yang merasa hampa dengan hidupnya. Dia telah memiliki segalanya yang diinginkan oleh seorang manusia dalam hidupnya. Dia memiliki materi, harta kekayaan yang tiada banding…dia memiliki pasangan yang mencintainya. Dia mendapat penghargaan dan pengakuan dari orang – orang di sekelilingnya. Hanya satu hal yang tidak dimiliki olehnya, yaitu…. Merasakan artinya Kebahagiaan.
Bertanyalah ia kepada setiap orang di penjuru negeri, siapa orang yang dapat mengajarkan kepada dia tentang rahasia kebahagiaan. Akhirnya, seorang tua penasihatnya berkata kepadanya “Kalau kau ingin belajar tentang rahasia kebahagiaan, belajarlah dari orang yang paling bijaksana di dunia. Kau harus melewati tujuh gurun dan tujuh samudera untuk bertemu dengannya”.
Mendapat petunjuk dari penasihatnya, berangkatlah orang ini berkelana mencari orang yang paling bijak di dunia tersebut. Setelah melewati tujuh gurun dan mengarungi tujuh samudera, sampailah ia di suatu tempat yang sangat indah, tenang dan damai. Di tengah – tengah tempat tersebut, terdapat sebuah istana yang indah dan menjulang tinggi. Disanalah orang bijak itu tinggal.
Si Pengelana memasuki istana untuk melihat – lihat sekelilingnya. Dilihatnya begitu banyak orang melakukan berbagai kegiatan. Orang – orang berbincang di sudut – sudut, orkestra kecil memainkan musik yang lembut dan ada sebuah meja yang dipenuhi dengan makanan – makanan terlezat yang ada di belahan dunia tersebut. Si orang bijak bercakap – cakap dengan setiap orang, dan sang pengelana harus menunggu begitu lama sebelum akhirnya dia mendapat perhatian dari si orang bijak.
Orang Bijak itu mendengarkan dengan penuh perhatian keterangan dari sang pengelana tentang alasan dia datang, tujuan ia bertemu dengan si orang bijak. Si orang bijak berkata “sebelum aku menerangkan kepadamu tentang Rahasia Kebahagiaan…ada satu hal yang aku ingin kau lakukan”. “Apa itu…wahai Bapa sang Bijak..?” tanya sang pengelana. “Karena kamu baru saja tiba di duniaku ini, aku ingin kamu melihat – lihat istanaku. Sambil kau berkeliling, bawalah ini” ujar si Orang Bijak sambil menyodorkan sebuah sendok teh dengan dua tetes minyak didalamnya. “Bawalah sendok ini, tanpa menumpahkan minyaknya” ujar si Orang Bijak. Si pengelana mulai berkeliling di istana tersebut, naik turun tangga – tangga istana dengan pandangan tetap ke arah sendok itu. Setelah cukup lama berkeliling, akhirnya si pengelana itu kembali lagi ke tempat si Orang Bijak berada.
“Nah” tanya orang bijak itu “Apakah kamu lihat tapestri Persia yang tergantung di ruang makanku..? Apakah kamu melihat taman indah yang ditata pakar pertamanan selama puluhan tahun itu…? Apakah kamu memperhatikan Lukisan karya maestro yang menghiasi dinding dan langit-langit istanaku ini…? ”
Si Pengelana merasa malu, dan mengaku kalau ia tidak memperhatikan apa – apa. Perhatiannya hanya tertuju pada minyak di sendok itu supaya tidak tumpah. Seperti yang dipercayakan si Orang Bijak kepada dirinya.
“Kembalilah dan perhatikan duniaku yang mengagumkan ini” kata si Orang Bijak. “aku tidak ingin kamu sia-siakan waktu ditempat ini, tanpa sempat melihat keindahan tempat ini”
Dengan perasaan gembira, si pengelana itu mengambil kembali sendoknya dan kembali menjelajahi istana itu. Kali ini dia memperhatikan semua yang ada di istana itu, Tapestri persia di ruang makan, lukisan indah yang menghiasi dinding dan langit – langit atap istana, semua karya seni yang ada di istana tersebut, dan mengagumi selera dibalik pemilihan segenap hal yang ada di sana.
Sekembalinya dia ke orang bijak itu, dia mengungkapkan secara terperinci semua hal yang dilihatnya.
“Tapi, mana minyak yang kupercayakan kepadamu..? ” tanya si Orang Bijak
Memandang ke sendok yang dipegangnya, si pengelana melihat minyak tadi telah hilang.
“Baiklah, hanya ada satu nasihat yang bisa kuberikan kepadamu” kata manusia terbijak itu. “Rahasia Kebahagiaan adalah….melihat semua keindahan dunia, dan tak pernah melupakan tetesan minyak di sendok”…..
Semoga memberi anda inspirasi,
Yan Pratomo R
Originally posted 2013-12-15 03:34:01.