Antara Memberi dan Menerima
Alkisah, dua setan cilik menghadap Raja Neraka begitu mereka meninggal. Setelah melihat buku catatan tentang kebaikan dan kejahatan kedua orang ini, Raja Neraka berkata, “Semasa kalian hidup, tidak ada kejahatan besar yang kalian lakukan. Maka pada kelahiran mendatang, kalian akan tetap menjadi manusia. Kalian akan menjadi saudara. Tapi salah satu dari kalian akan menjalani hidup ‘memberi’, sedang yang satu lagi, menjalani hidup ‘menerima’. Siapa yang mau menjalani hidup ‘menerima?’.
Mendengar pertanyaan itu, setan cilik yang pertama berpikir dalam hati: “Menjalani hidup menerima tidak akan menderita bahkan menyenangkan.”
Setelah berpikir demikan ia bergegas menjawab, “Raja Neraka, izinkanlah saya menjalani hidup hanya dengan menerima.”
Melihat A berujar demikian, B sama sekali tidak iri. Bahkan ia berpikir, Menjalani hidup memberi berarti selalu membantu orang lain. Suatu perbuatan yang mulia! Tanpa ragu- ragu, B berkata, “Raja Neraka, saya rela menjalani hidup memberi.”
Setelah mendengar jawaban kedua setan cilik itu, Raja Neraka mencatat penentuan masa depan keduanya dan berujar, “B, karena kau memilih hidup memberi, maka engkau akan menjadi orang kaya yang dermawan, suka beramal dan menolong orang. Sedangkan kau A, karena mengharapkan hidup menerima, maka engkau akan menjadi pengemis yang hidup dari pemberian orang lain.”
Hidup memberi menunjukkan bahwa kita memiliki kelebihan, sehingga dapat menolong orang lain. Hidup menerima menunjukkan kita hidup dalam kekurangan. Ada pepatah yang mengatakan tangan yang memberi berada di atas tangan yang menerima.
Dengan bersikap memberi dan melindungi semua mahluk hidup, membantu mengurangi penderitaan mahluk hidup lainnya, seperti memberi semangat bagi yang sedang bersedih, turut merasa lapar saat orang lain sedang kelaparan akan menjadikan bumi yang kita huni ini sebagai tempat yang menyenangkan.
Dikutip dari buku “Bagaimana menambah kebahagiaan hidup”
Originally posted 2011-03-24 03:45:04.