Bila Semua Mengecewakan

Bila segala sesuatu tampak tak terkendali dan di luar rencana sehingga mengganggu kenyamanan dan kestabilan, bagaimana kita menghadapinya? Doa Habakuk ini bukan doa yang nyaman. Realitas hidup Habakuk adalah ketidakadilan, penindasan yang merajalela. Payahnya, Tuhan seolah-olah membiarkan semuanya itu. Tidak ada keadilan! (Habakuk 1:2,3). Karenanya Tuhan menghukum Israel dengan perantaraan bangsa lain. Namun, bangsa lain yang menjarah ini kemudian akan berhadapan sendiri
dengan murka Tuhan (2:6-20). Suasana benar-benar kelam. Di sinilah puisi doa Habakuk teruntai. Itulah sebabnya doa ini dinyanyikan dalam nada ratapan (ayat 3).
Habakuk memulai puisi ratapan tentang hidup yang mengkhawatirkan dengan merefleksikan kuasa Tuhan yang melebihi kekuatan-kekuatan mitologis (ayat 1-16). Masalahnya, kita sering menganggap kuasa-kuasa lain lebih berjaya daripada Tuhan. Kuasa Tuhan, entah bagaimana, kurang berasa. Di sinilah Habakuk menjadi contoh bagi kita. Perhatikan ungkapan sang nabi di akhir puisi doanya. Pesannya amat kuat dan jelas. Barangkali dapat dibahasakan ulang bahwasanya iman tidak boleh
ditentukan oleh berkat Tuhan. Iman tidak ditentukan oleh baiknya situasi. Iman kepada Tuhan tidak boleh berubah relatif sesuai dengan apa yang enak atau tidak enak bagi kita. Dalam bahasanya sendiri
Habakuk berdoa, “Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon bakung tidak berbuah … kambing domba terhalau dari kurungan … namun aku akan bersorak-sorak, beria-ria di dalam Allah penyelamatku.”
Apakah dimensi iman yang sedewasa ini menjadi milik kita? —DKL
Nats: Namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku (Habakuk 3:18)
HABIS HUJAN TAMPAK PELANGI TERHADAP TUHAN, JANGAN PERNAH PATAH HATI
Habakuk 3:17-19
17 Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah,
hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak
menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan,
dan tidak ada lembu sapi dalam kandang,
18 namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam
Allah yang menyelamatkan aku.
19 ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa,
Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku. (Untuk pemimpin
biduan. Dengan permainan kecapi).
Sumber: Youth House

Originally posted 2010-12-16 22:56:17.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *