Ibu Makan Bayinya

1
o_198cjgtgb1em51akqrec1r1h1on6a

DEPOK (Pos Kota), Manusia makan manusia di negeri ini bukan cerita kosong. Setelah kasus Sumanto memakan mayat manusia di Purbalingga, Jawa Tengah beberapa waktu lalu, kini seorang ibu bernama Sumanti, 35, di Depok, Jawa Barat, menyantap bayi yang dilahirkannya.
Wanita tanpa suami yang hidup terlunta-lunta, melahirkan bayinya di rumah kosong Kampung Baru RT 010/011, Kelurahan Tugu, Cimanggis, Depok. Tragisnya, bayi lelaki yang baru dilahirkan, dibakar kemudian diolesi kecap dan disantap hingga hanya tersisa kedua kaki dan pangkal paha, Selasa siang (21/11).
Peristiwa luar biasa yang dilakukan wanita asal Kebumen, Jawa Tengah itu, tentu membuat geger warga Depok dan sekitarnya. Ketika ditemukan, wanita malang ini terkulai lemah di sudut rumah kosong tersebut. Lebih menyayat hati, tidak ada sehelai benang pun yang menutupi tubuhnya. Ari-ari bayi yang masih bernoda darah, menjuntai di kemaluan Sumanti.
Dalam waktu singkat, rumah kosong tempat Sumanti melahirkan dan menyantap bayinya, dipenuhi massa. Mereka ingin melihat langsung sosok ibu yang tega menyantap anaknya sendiri.
Tak beberapa lama petugas Polsek Cimanggis datang ke lokasi kejadian. Petugas menghubungi tim medis RS Bhayangkari, Kelapa Dua, Depok.
Sumanti sulit diajak bicara, diperiksa dokter. Setelah diberi obat dan sisa potongan bayinya yang hangus dibersihkan, wanita ini dibawa ke RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur. Kasus ibu makan bayi ini ditangani Polsek Cimanggis.
Dari rumah kosong, petugas menyita sejumlah batu bata yang digunakan untuk tungku pembakaran, serpihan tulang dan daging bayi, sisa nasi di kertas, dan beberapa plastik kecil bekas kecap. “ Kami menduka, tersangka Sumanti memakan bayinya dicampur kecap, kata Aipda Nana.
TERLUNTA-LUNTA
Yitno, warga, mengatakan dirinya sudah tiga bulan melihat Sumanti terlunta-lunta di Kampung Baru. Jika malam hari, wanita ini tidur di rumah kosong yang telantar. Siang hari, Sumanti, yang saat itu hamil besar, kerap mencari sisa-sisa nasi di tumpukan sampah.
“ Kami menduga wanita itu mengidap kelainan jiwa. Kami tidak tahu ia berasal dari mana. Siapa suaminya, kami juga tidak tahu, “ katanya.
Heboh ibu memangsa bayinya ini bermula ketika seorang warga mendatangi rumah kosong tempat Sumanti sering berteduh. Orang tersebut menjumpai Sumanti yang semula hamil besar, terkulai di sudut ruangan.
Lebih mengejutkan lagi, di dekat tungku batu bata, ada potongan mayat bayi yang hanya tinggal sebatas pangkal paha di tas plastik hitam. Parut dan kepala bayi sudah tidak ada.
Tidak jauh dari tubuh Sumanti, ditemukan serpihan tulang belulang bayi dalam keadaan gosong. Selain itu, ada juga potongan daging bakar yang belum sempat dimakan tersangka. Kepala, kedua tangan hingga bagian perut bayi, sudah habis disantap sang ibu. Di sekitar tungku, ada beberapa plastik kosong bekas kecap.
“Waktu datang ke sini, perut Sumanti memang sudah buncit. Tidak ada lelaki yang mendampinginya. Empat hari sebelum peristiwa ini terjadi, Sumanti biasa terlihat mondar mandir sambil telanjang. Sejak itu, ia nggak kelihatan lagi, tutur Tarjo, satu warga.
GANGGUAN JIWA
Dr Pandu Setiawan, spesialis kesehatan jiwa Departemen Kesehatan (Depkes) mengatakan kasus ibu makan bayi itu termasuk gangguan kejiwaa. Seseorang yang menderita sakit jiwa, acapkali kurang menyadari terhadap apa yang dilakukannya. “Bisa jadi, si ibu hilang kesadaran saat melakukan perbuatan tersebut” ujar Pandu.
Kasus ini diduga akibat didera kemiskinan. Beban ekonomi yang semakin berat menjadi satu penyebab munculnya kasus bunuh diri atau membunuh orang lain di luar kesadarannya. “ Tetapi yang jelas ibu tersebut masuk kategori gangguan jiwa stadium berat. Terlebih sampai memakan bayinya lanjut Pandu.
Pandu menyarankan agar seseorang yang sudah berpotensi sakit jiwa, sebaiknya diawasi dengan baik setiap harinya. Terutama oleh keluarga terdekat, di samping tentu saja berobat ke dokter jiwa.
(yahya/inung) *
(Sumber: Poskota Online)

Originally posted 2014-01-02 07:03:56.

1 thought on “Ibu Makan Bayinya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *