Komunikator Yang Baik

BUKALAH TELINGA UNTUK MEMAHAMI, BARU SETELAH ITU BERBICARALAH DENGAN KASIH
Seorang anak laki-laki dan ayah tirinya mengalami kesulitan untuk saling berkomunikasi.
Sang ayah adalah orang yang ramah, sedangkan sang anak pendiam. Sang ayah suka memancing, sedangkan sang anak suka membaca.
Agar bisa lebih dekat dengannya, sang ayah mengajaknya memancing. Sang anak sebetulnya tidak menyukai ajakan tersebut, tetapi ia tidak tahu bagaimana memberi tahu ayahnya secara langsung. Jadi ia menulis di atas secarik kertas bahwa ia ingin pulang. Setelah melihatnya sebentar, sang ayah mengantongi kertas itu.

Acara memancing terus berlanjut sampai empat hari berikutnya. Saat akhirnya mereka pulang, sang anak mengungkapkan keputusasaannya kepada ibunya dan berkata bahwa ayah tirinya tidak mempedulikan tulisannya. Namun sang ibu berkata kepadanya, “Nak, ayahmu tidak dapat membaca.” Sayangnya, sang ayah tidak pernah mengungkapkan hal tersebut kepada si anak.
Komunikasi yang baik terjadi tidak hanya saat kita mengetahui apa yang ingin kita katakan, tetapi juga saat kita mengenal orang yang kita ajak bicara. Untuk saling mengenal, kita harus rela bila orang lain mengetahui kelemahan dan kekurangan kita.
Penulis : Haddon Robinson

Originally posted 2015-10-19 21:20:26.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *