Luka yang paling menyakitkan
Luka yang paling menyakitkan dalam hidup bukanlah kematian, namun menjadi orang yang diabaikan. Kehilangan orang yang sangat kita cintai, yang berubah menjadi seseorang yang tidak peduli denganmu sama sekali.
Ketika orang yang sangat kau sayangi mengadakan pesta …. dan tidak mengundangmu sama sekali. Ketika orang yang paling kau sayangi di dunia ….. dengan sengaja tidak mengundangmu menghadiri perayaannya, sehingga membuat orang berfikir kamu tidak peduli.
Luka yang paling menyakitkan dalam hidup bukanlah kematian, namun menjadi orang yang dilupakan. Menjadi orang yang dilupakan setelah kita memberikan yang terbaik. Menjadi orang yang tidak mempunyai kawan, walau hanya sekedar untuk saling menyapa.
Ketika kau melihat orang yang ada dilubuk hatimu yang paling dalam menertawaimu didepan wajahmu. Ketika kau membutuhkan seseorang untuk memompa semangatmu, tapi kau menyadari bahwa hanya seseorang yang masih peduli denganmu yaitu …….. kamu sendiri.
Hidup memang penuh penderitaan, tapi akankah ini membaik??? akankah semua orang saling peduli, dan menyediakan waktu untuk mereka yang membutuhkan ? Setiap orang punya peranan untuk dimainkan di panggung yang besar yang kita sebut kehidupan. Setiap orang punya kewajiban terhadap lingkungan sekitarnya untuk mengatakan bahwa kita menyayangi mereka.
Kau tidak akan mendapat hukuman jika kau tidak mempedulikan kawan-kawanmu. Kau hanya akan diabaikan……diupakan….. seperti seperti yang telah kau perbuat terhadap mereka !!
Puisi ini ditulis oleh seorang pria yang telah membunuh dirinya, mungkin jika orang-orang sekitarnya mau menunjukkan sedikit rasa sayang/cinta/kasih dan memberikan lebih banyak perhatian kepadanya, kematiannya tidak akan pernah terjadi.
Ingatlah, begitu kita memasuki kehidupan (seseorang), kita tidak dapat menilai kesedihan, kesepian atau keputus-asaan orang hanya dari ekspresi muka/phisik. Kau perlu mengenalnya lebih dalam lagi, menghargai mereka, dan tunjukkan kepada mereka kau peduli.
Sumber: Unknown (Tidak Diketahui)
Originally posted 2015-05-25 12:55:35.
mengharukan…
Berpegang pada Tuhan..there’s always a rainbow after rain 🙂
Kasihan, yaa? Kenapa bisa seperti itu? Apakah sistem sosial manusia sudah rusak?
saya pernah tuh ngerasa yang kaya gitu. sendirian, diabaikan , ga dipeduliin. tapi saya gak mau tenggelam. sok atuh, bangkit lagi. mulai belajar kembali peka dengan lingkungan sekitar. kuncinya mulai dari diri sendiri.
🙂
saya bisa relate banget sama artikel ini. pernah ngerasa kaya gitu. sakit hati diabaikan orang yang saya anggap sahabat. tapi yah, mungkin kita harus lebih memikirkan orang lain lebih dulu kali ya.belajar buat ngak egois. buat jadi kawan yang baik lebih dulu buat orang lain. dengan gitu, kita jg bisa jd berkat buat orang-orang disekitar kita dan mungkin mencegah hal kaya gini terjadi pd orang lain.
hal itu saya tahu sangat menyakitkan. tapi perlu kita cari tahu juga kenapa semua itu bisa terjadi. mungkin faktor ‘X’ yang membuat sidia tidang mengudang. kita juga harus instrofeksi diri. siapa tahu kita yang salah.
saranku :
jangan lah terlalu mencintai orang lain dengan sepenuhnya kalau kamu masih takut terluka karenanya.
hilangnya 1 teman adalah awal datangnya 10 teman.
mohon maaf jika kata2 saya tidak berkenan di hati pembaca.
terima kasih……. 🙂
Gw s7 bgt sm isi puisi org yg tlah prgi itu.
Gw prnah ngrasa kyk gtu, bahkan bkn hanya 2,3 org, hampir sluruh skolah ngabaikan gw ktika masih duduk dbangku skolah.
Hal itu trjadi krn gw mlakukan ksalahan fatal yg sangat bodoh.
Dan itu resiko yg siap gag siap hrs gw hadapi.
Sekedar saran c, lbh baik introspeksi dri sndiri dlu sblm liat kluar.
Gw pcy masih bnyk org2 yg pduli dan respek dg khidupan kalian.