Makanan Buatan Membahayakan Kesehatan

Di dalam kelas guru mengumumkan bahwa pada hari kedua akan mengajar kami membuat air soda jeruk, para murid semuanya sangat gembira, dan bertanya pada guru harus mempersiapkan berapa banyak jeruk baru mencukupi, guru mengatakan kami tidak perlu membawa apa-apa, semua bahan yang diperlukan akan disediakan guru.
Pada hari kedua hanya melihat guru membawa botol-botol, bukankah guru mengatakan akan mengajari kita membuat air soda jeruk? Kenapa tidak melihat sedikit pun buah jeruk? Hanya melihat guru menuang segelas air, dan membuka tutup-tutup botol yang dibawanya, sambil memberi keterangan tentang bahan-bahan air soda jeruk, asam karbon, sirup, asam sitrat, vitamin C (antioksidasi) dan zat warna makanan, yaitu warna kuning nomor 5 atau 4, maka hasil aroma dan warna yang dibuat adalah air soda jeruk. Semua siswa sekelas menjadi melongo, guru menjelaskan inilah air soda jeruk yang dijual di pasaran, semuanya dibuat berdasarkan resep yang tertera di atas botol air soda satu merek ternama, guru bertanya siapa yang ingin mencoba, namun saat itu sudah tidak ada yang berkeinginan minum soda jeruk lagi.
Guru mengatakan, saat ia masih kanak-kanak di dekat rumahnya ada sebuah pabrik air soda jeruk, selalu merasa sangat heran karena tidak pernah melihat buah jeruk diangkut masuk ke pabrik, namun acap kali melihat air soda jeruk yang bermobil-mobil dikeluarkan dari pabrik dan dijual. Belakangan, ia mengidap penyakit kanker, menurut saran dokter lebih baik pengobatan makanan daripada pengobatan obat, begitu memperhatikan makanan, baru mengetahui bahwa banyak makanan sekarang ini telah ditambahi aditif kimia, meskipun setiap jenis jumlah aditifnya sangat kecil, namun jika ditimbun dari tahun ke tahun, pasti tidak sedikit telah termakan oleh setiap orang setiap tahunnya.
Bahan-bahan aditif kimia ini semuanya merupakan bahan penyebab kanker, bahkan sejumlah besar timbunan tidak bisa dikeluarkan dari dalam tubuh, dan jika ditimbun dari tahun ke tahun adalah sebuah bahaya fatal terhadap tubuh. Banyak sekali bahan aditif makanan yang disebut dengan zat pengemulsi, bahan pengembang, bahan pewangi, zat warna atau bahan pengawet dan bahan kimia lainnya, semua ini adalah hasil produk setelah revolusi industri, sebagian besar berasal dari hasil olahan minyak bumi, lebih-lebih pewangi, sangat mengerikan. Para ahli kimia bisa memadukan aroma jenis makanan apa pun, karenanya banyak sekali warna maupun aroma yang dibuat makanan olahan sangat lengkap, untuk menarik pembeli dari konsumen, seperti misalnya, permen.
Suatu hari, saya membeli buah-buahan di toko buah, karena buahnya terlalu kecil dan kurus, mungkin tidak manis dan tidak enak, pemilik toko memberitahu saya bahwa ini barulah buah yang paling aman dan sehat, buah yang besar dan manis, yang luarnya bagus dipandang, adalah hasil injeksi (hormon pertumbuhan) dan yang tumbuh dengan sejumlah besar semperotan pestisida, buah-buahan yang dimakan petani sendiri adalah yang tidak diinjeksi dan disemperot pestisida. Saya bertanya pada pemilik toko, mengapa? Karena semua orang, ingin membeli yang besar, manis dan bagus kelihatannya. Yah seperti Anda kan! Saya merasa malu mendengarnya.
Di zaman yang berdasarkan konsumen sebagai penentu, oleh karena orang-orang mengejar hasrat kenikmatan, pembuat makanan berpijak pada keuntungan, menyesuaikan permintaan orang-orang, jumlah bahan aditif kimia yang kelewat batas, tanpa disadari merusak dan membahayakan tubuh manusia. Revolusi hijau, varitas hibridisasi (kawin silang lain jenis tanaman), penggunaan pupuk kimia, menyemperotkan obat pertanian, meskipun menghasilkan kenaikan dalam jumlah besar produk dan kualitas pangan, namun juga menyebabkan variabilitas makanan manusia saat ini, makanan buatan mengakibatkan kesehatan manusia mendapat ancaman, dan jika diusut asal-usulnya tetap merupakan masalah hati manusia sendiri.

Originally posted 2011-11-05 16:19:27.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *