Pondasi Pertama Kesuksesan

Baru-baru ini saya cukup terkejut ketika menerima sms (short message service) dari seorang sahabat, sebut saja Linda. Ia bertanya apakah bunuh diri merupakan sebuah tindakan yang bijaksana. “Kak, akankah jiwa orang yang meninggal karena bunuh diri akan hidup tenang, bahagia serta diterima di sisi Tuhan?” begitu tulis Linda. Rasa penasaran saya lalu muncul, lalu saya membalas, “Itu pertanyaan berat dan merupakan misteri Ilahi. Yang pasti Tuhan itu Maha Pengasih dan hidup manusia adalah karunia cinta-Nya.”
Beberapa hari kemudian saya menerima kabar dari kakaknya bahwa Linda berusaha bunuh diri dengan minum obat tidur. Saat tulisan ini dibuat, Linda masih terbaring di sebuah rumah sakit di kota Batam. Rupanya gadis yang dikenal enerjik ini mengalami frustrasi setelah kehilangan orang yang dikasihinya. Ia kemudian merasa hidupnya hampa dan sia-sia. Ia merasa hidupnya tidak lagi berguna.
Peristiwa yang dialami Linda sekali lagi membuat saya harus merenungkan kembali makna hidup ini. Saya masih ingat persis, saat hari-hari pertama kuliah di Jurusan Teknik Kimia Universitas Parahyangan Bandung.
Saat itu, sang dosen bertanya kepada mahasiswa, “Di mana letak laboratorium tercanggih di dunia?” Ada yang menjawab universitas X atau institut Y. Terhadap semua jawaban itu, sang dosen hanya menggeleng sambil tersenyum. Akhirnya ia menjawab, “Laboratorium kimia tercanggih adalah tubuh manusia. Semua proses kimia berlangsung secara otomatis tanpa kita sadari. Saat menarik napas kita memasukkan oksigen dan saat menghembuskan napas, kita mengeluarkan karbondioksida.”
Serasa belum puas “ngerjain” mahasiswa, ia kembali bertanya, “Apa karunia Ilahi yang jarang disyukuri manusia?” Kali ini mahasiswa mencoba lebih kritis. Terhadap berbagai jawaban mahasiswa, lagi-lagi sang dosen yang telah berambut putih itu menggeleng sambil menjawab, “Karunia itu bernama oksigen!” Ya, oksigen! Mungkin kedengarannya tidak terlalu serius tapi saya pernah membaca sebuah penelitian yang mengatakan, tanpa oksigen manusia akan mati dalam waktu 4 menit.
Kisah Linda dan sang dosen tadi seolah-olah hendak mengingatkan kembali saya bahwa hidup adalah sebuah karunia Ilahi. Bahkan, hidup adalah sebuah mukjizat! Ketika belajar tentang sistem reproduksi manusia saya baru tahu kalau setiap kali mengalami ejakulasi, seorang laki-laki akan mengeluarkan 3-5 cc sperma. Dalam setiap cc terkandung lebih dari 20 juta spermatozoid.
Artinya, dalam setiap kali ejakulasi ada sekitar 100 juta spermatozoid yang berlomba-lomba untuk mencapai sel telur. Semuanya berkompetisi dan hanya satu pemenangnya. Itulah pengalaman yang pernah kita alami. Anda dan saya! Itulah salah satu tanda bahwa hidup manusia sangat berharga sekaligus tanda bahwa Anda dan saya dilahirkan untuk sukses. Inilah sukses yang pertama kali kita capai yakni ketika kita berhasil mengalahkan sekian puluh juta “saudara-saudara” spermatozoid lainnya. Anda dan saya luar biasa!
Itulah sebabnya saya selalu menegaskan bahwa pondasi pertama kesuksesan adalah kesadaran bahwa hidup manusia merupakan mukjizat Ilahi. Bukankah kita sama sekali tidak pernah meminta kepada Sang Pemberi Hidup agar kita dihadirkan ke dunia ini? Hidup adalah salah satu wujud kemurahan hati-Nya.
Itulah sebabnya Anda harus kagum kepada diri sendiri dan juga orang lain. Semua manusia lebih erharga, lebih bernilai, langka dan tak terkira dibandingkan batu permata yang paling mahal an paling langka.
Kalau Anda masih kurang yakin, perhatikan fakta-fakta berikut ini:

  • Tubuh manusia terdiri dari 200 tulang yang dipahat secara unik dan memiliki kerja mekanik sempurna; 500 otot dengan miliaran serat otot dan serat saraf sepanjang kira-kira sebelas kilometer agar semuanya serba terkoordinasi.
  • Mata, telinga, hidung, kulit, dan mulut, masing-masing sangat peka dan rumit sehingga para ilmuwan pun belum mengetahui sepenuhnya cara kerja mereka, apalagi menggantikan fungsi-fungsi masing-masing secara cukup memuaskan.
  • Jantung manusia adalah pompa mekanik paling mengagumkan yang pernah dirancang, dengan detak rata-rata 36 juta kali dalam setahun selama ia masih hidup.
  • Otak manusia terdiri dari satu triliun sel otak -setara dengan 167 kali jumlah penduduk bumi- dan setiap selnya mempunyai kemampuan pengolahan yang lebih hebat daripada PC (personal computer) standar yang semakin diandalkan manusia.

Meski jelas-jelas manusia adalah makhluk berharga dan kehidupan adalah sebuah mukjizat toh banyak dari kita yang tidak menyadarinya. Padahal kesadaran bahwa kita berharga adalah kekuatan yang mampu menggerakkan kita untuk meraih impian kita, apa pun itu. Kesadaran semacam ini akan membuat kita mengambil tanggung jawab terhadap hidup kita. Kesadaran ini mampu membuat kita mengisi hidup dengan kegiatan bermutu sebagai wujud syukur kita kepada-Nya. Sudahkah kita menyadari semuanya itu?

Originally posted 2015-06-02 14:18:57.

2 thoughts on “Pondasi Pertama Kesuksesan

Leave a Reply to henlia Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *