Suatu hari seorang anak kecil sedang bermain di lapangan dekat rumah. Anak itu sedang melihat-lihat sekeliling dan membelakangi matahari, lalu tiba2 dia tertarik melihat bayangannya sendiri
Dia berjalan mengikuti bayangannya dengan harapan bisa mendahului bayangannya. Semakin ia berjalan, semakin jauh pula bayangannya, semakin berlari-lari sampai dia kecapaian tetap saja ia tak bisa meraih bayangannya itu.
Ayahnya yang sedang mengamatinya menegurnya : “Nak, apa yang kamu lakukan?”
Jawab si anak : “ Aku ingin mendahului bayanganku Yah”
Tegur Ayahya lagi, “ Jika kamu ingin mendahului bayanganmu, berlarilah menghadap matahari, maka bukan kamu yang mengejar bayanganmu, melainkan bayanganmu yang akan mengejarmu.

Sahabat, cerita ini merefleksikan kehidupan kita…
Bayangan kita diilustrasikan sebagai cita2, nilai2 duniawi yang ingin kita raih, sedangkan matahari adalah TUHAN
Saat kita mengejar dan mendahulukan kepentingan dan keinginan kita, berusaha keras untuk mendapatkan kekayaan, ketenaran maupun kedudukan, tanpa disadari kita telah berlari meninggalkan TUHAN
Apa yang terjadi? Hal2 yg kita inginkan itu malah semakin menjauh dari diri kita.
Yg perlu dilakukan adalah “Berbalik arah menuju matahahari”, yaitu kembali menghadap Tuhan, berlari kepada-Nya dan taati perintah2Nya maka apa yg kita inginkan tanpa kita sadari akan datang dengan sendirinya.
Tempatkan yg utama menjadi prioritas, maka yg lain akan mengikutinya.

“Tetapi carilah dulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu”

Originally posted 2019-03-07 11:18:05.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *