Siapa Ayahmu?

Seorang profesor seminari (sekolah theologia) sedang berlibur dengan istrinya di Gatlinburg, Tennessee.
Pagi harinya mereka sarapan di sebuah restoran kecil, berharap bisa menikmati kesunyian yang indah saat makan bersama keluarga. Ketika menunggu pesanannya datang, mereka melihat masalah mendekat, seorang laki-laki dengan rambut putih mendatangi meja demi meja menyapa para tamu. Profesor itu mencondongkan badannya dan berbisik kepada istrinya, “Saya harap dia tidak datang ke sini.” Tetapi seperti yang telah diduga, laki-laki berambut putih itu akhirnya mendatangi mejanya.
“Anda berdua dari mana?” tanyanya dengan suara yang ramah.
“Oklahoma,” jawab mereka berdua.
“Hebat, anda bisa sampai sejauh ini di Tennessee,” kata orang asing itu. “Apa pekerjaan Anda?”
“Saya mengajar di seminari,” jawab profesor.
“Oh, jadi anda mengajar pendeta untuk bisa berkhotbah. Baiklah, saya memiliki sebuah cerita yang luar biasa untuk anda,” sambil berkata begitu dia menarik sebuah kursi untuk duduk satu meja dengan pasangan itu.
Sang profesor mengeluh dan berfikir dalam hati, ”Hebat .. seperti yang sudah saya duga … sebuah cerita pendeta yang lain!” Orang itu memulai, ”Anda lihat gunung di sana? (sambil menunjuk keluar jendela). Tidak jauh dari kaki gunung itu, ada seorang anak laki-laki yang lahir dari seorang wanita yang tidak menikah. Anak laki-laki itu menghadapi masalah berat saat tumbuh besar, karena di setiap tempat yang didatangi, dia selalu ditanyai dengan sebuah pertanyaan yang sama, ‘Hai nak, siapa ayahmu?’ “
“Dimanapun berada, di sekolah, di toko kelontong, di toko obat, orang-orang akan menanyakan hal yang sama, ‘Siapa ayahmu?’ “
“Dia selalu bersembunyi dari murid-murid yang lain saat waktu istirahat dan waktu makan siang. Dia menghindari pergi ke toko karena pertanyaan itu sangat melukai hatinya.”
“Ketika dia berumur 12 tahun, seorang pendeta baru datang ke gerejanya. Dia selalu datang terlambat ke ke gereja dan menyelinap keluar lebih dahulu supaya tidak mendengar pertanyaan, ‘Siapa ayahmu?’ ”
“Tetapi pada suatu hari, pendeta baru itu mengakhiri khotbahnya dengan cepat, sehingga anak laki-laki itu terperangkap dan harus berjalan keluar bersama-sama dengan jemaat yang lain.”
“Begitu mencapai pintu keluar, sang pendeta, karena tidak tahu siapa dia, meletakkan tangannya di bahu anak laki-laki itu dan bertanya, ‘Nak, siapa ayahmu?’ ”
“Seluruh gereja mendadak sunyi senyap. Anak laki-laki itu bisa merasakan bahwa mata seluruh jemaat tertuju padanya. Sekarang semua orang akhirnya akan mengetahui jawaban dari pertanyaan, ‘Siapa ayahmu?’ ”
“Pendeta baru ini juga terdiam, merasakan situasi yang sangat ganjil disekelilingnya dan mempergunakan ketajaman dari tuntunan Roh Kudus yang diterimanya, melanjutkan perkataannya kepada anak laki-laki yang tengah ketakutan di depannya … ‘Tunggu sebentar! Saya tahu siapa kamu, nak ! Saya melihat kemiripan sebuah keluarga sekarang. Kamu adalah anak Tuhan.’ ”
“Dengan mantap dia menepuk-nepuk kedua bahunya dan berkata, ‘Nak, kamu mempunyai sebuah harta warisan yang sangat luar biasa. Pergi dan katakan itu pada semua orang.’ ”
“Mendengar itu, anak laki-laki itu tersenyum untuk pertama kalinya dalam hidup dan melangkah keluar gereja menjadi orang yang telah berubah. Dia sudah tidak sama lagi dengan sebelumnya. Setiap kali seseorang bertanya, ”Siapa ayahmu?” dia akan menjawab dengan pasti, ‘Saya seorang anak Tuhan.’ ”
Laki-laki berambut putih itu berdiri dan bertanya, “Bukankah itu sebuah cerita yang luar biasa?”
Sang profesor mengatakan bahwa itu benar-benar sebuah kisah yang hebat!
Sebelum berlalu, dia berkata lagi, “Anda tahu, jika pendeta baru itu tidak memberitahu bahwa saya adalah anak Tuhan, mungkin saya tidak akan pernah menjadi siapa-siapa!” kemudian dia melangkah pergi.
Profesor seminari dan istrinya terhenyak dalam haru. Dia memanggil pelayan restoran dan bertanya, “Apakah anda tahu siapa laki-laki berambut putih yang baru saja duduk semeja dengan kami?”
Pelayan itu tersenyum dan berkata, “Tentu saja. Semua orang di sini mengenalnya. Orang itu adalah Ben Hooper. Dia adalah mantan gubernur Tennessee! “
Sumber:Youth House

Originally posted 2015-08-02 04:45:42.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *