Vaginal Dryness, Penyebab dan Solusinya

Kekeringan pada vagina memang sebuah kondisi yang tidak nyaman. Bercinta yang harusnya nikmat malah menjadi siksaan yang menyakitkan. Sejumlah perempuan mengalami kesulitan memproduksi lubrikan alami dalam jumlah cukup yang memungkinkan hubungan intim berjalan normal dan lancar. Kondisi ini kurang lebih setara dengan impotensi pada laki-laki. Waduh!
Perempuan yang mengalami kekeringan vagina yang berlebihan hampir tidak mungkin melakukan senggama tanpa merasakan kesakitan jika tak diobati atau menggunakan bantuan pelumas buatan. Karena setara dengan impotensi pada laki-laki, kekeringan vagina disebabkan dua faktor, yaitu fisik atau psikis, atau kombinasi keduanya. Jadi meski hasrat bercinta tinggi, karena kekeringan vagina yang berlebihan, membuat angan-angan menikmati indahnya surga dunia hanya sebatas impian. Ditilik dari sisi faktor fisik, kekeringan vagina terjadi saat tubuh perempuan tidak bekerja sebagaimana seharusnya, atau rusak karena bahan kimia. Faktor penyebab antara lain rusaknya sumsum atau saraf tulang belakang, efek samping dari pengobatan atau narkotika, rendahnya lever hormon serta kelenjar yang tidak berfungsi dengan baik. Sedangkan dari faktor psikis, vagina yang kering berlebihan bisa timbul karena tekanan mental yang menghalangi Anda untuk menikmati senggama dengan pasangan. Tekanan mental, entah stres atau depresi memang dapat menurunkan hasrat bercinta. jadi meski pasangan sudah merangsang dengan berbagai cara, namun karena otak Anda tak mau diajak kerjasama, hasrat bercinta tetap menguat entah kemana. Padahal penting bagi perempuan untuk terangsang, mengeluarkan lubrikan, yang akan membuat hubungan intim tidak menyakitkan.

Sejumlah alasan psikis yang menghalangi lubrikasi vagina antara lain pengalaman seksual traumatis yang tidak terselesaikan (perkosaan atau pernikahan sedarah/incest), stres berlebihan, hubungan yang memburuk, kecemasan mengenai performa seksual, depresi dan kondisi psikiatri.
 

Bagaimana terapinya? Apapun penyebabnya, entah faktor psikis atau fisik dan atau keduanya, jangan tunggu lama untuk segera mencari bantuan profesional jika Anda tak bisa memproduksi lubrikan secara alami. Dokter dapat menentukan secara akurat apa yang salah dan pilihan apa saja yang tersedia untuk terapi. Untuk sementara, solusi mujarab agar acara bercinta tak menyakitkan adalah menggunakan lubrikan buatan. Sejumlah pasangan (khususnya yang masuk masa menopause) mengaku acara bercinta menjadi lebih menyenangkan saat menggunakan pelumas buatan. Meski pelumas buatan ini tidak menyembuhkan masalah fisik atau psikis Anda, namun inilah ‘dewa penolong’ sementara untuk membuat ranjang asmara kembali hangat sementara dokter mendiagnosis dan mengobati gangguan kekeringan vagina secara tepat. Lubrikan seks ini berbahan dasar air, berbentuk cairan atau gel yang bersahabat dengan kondom, untuk meningkatkan atau menggantikan pelumas alami vagina. Sejumlah pasangan bahkan tetap menggunakan pelumas buatan ini untuk meningkatkan sensasi bercinta, walaupun lubrikasi mereka tak ada masalah. Kabar baiknya, penggunaan pelumas buatan di dalam kondom menghasilkan sensasi luar biasa bagi penis, menjadikannya lebih kuat. Nilai plus kan? Sebelum ditemukan pelumas berbahan dasar air, banyak pasangan mengandalkan pelumas buatan berbahan dasar minyak, yaitu vaseline atau mineral oil. Meski keduanya pilihan yang sehat sebagai alat bantu seks, namun petroleum berbahan dasar minyak merusak lateks saat terjadi kontak, jadi kondom menjadi tak berfungsi dengan benar. Tak hanya kondom, tapi juga diafragma, cervical cap, busa dan pelapis pelindung yang mengelilingi spiral. Jika Anda sedang mengatur kehamilan, sebaiknya hindari menggunakan pelumas buatan berbahan dasar minyak. Minyak juga melapisi vagina dan rektum, sehingga menjadi lahan yang subur untuk perkembangbiakan bakteri berbahaya. Gunakan lubrikan berbahan dasar minyak untuk kosmetik saja, bukan sebagai alat bantu seks.
http://www.hanyawanita.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *