Waktu Teduh

Seorang pemuda sedang memotong kayu dengan kampak. Dari pagi hingga siang ia terus bekerja. Tidak ada waktu untuk berhenti. Ia harus mengejar target. Itu sebabnya, ia terus-menerus mengayunkan
kampaknya. Suatu kali seorang bapak tua datang menghampirinya. “Nak, kampakmu sudah tumpul. Berhentilah sejenak untuk mengasahnya,” kata si bapak tua. “Wah, tidak ada waktu, Kek. Saya harus mengejar target,” sahut si pemuda. Kehidupan di dunia ini semakin hiruk pikuk; tuntutan dan tantangan zaman semakin besar. Kita tidak terhindarkan dari kesibukan dan belenggu rutinitas. Padahal, ibarat sebuah mesin, kita tentu membutuhkan istirahat. Hidup dalam rutinitas tanpa sejenak pun “beristirahat” sama dengan pemuda dalam cerita di atas, yang terus memotong kayu tanpa sedikit pun waktu untuk mengasah kampaknya, sehingga kampaknya pun menjadi tumpul. Inilah makna pentingnya waktu teduh: keluar sejenak dari kesibukan rutin untuk membangun relasi pribadi dengan Tuhan.
Waktu teduh lebih merupakan kebutuhan, daripada kewajiban. Karena itu, kita perlu meresponsnya dengan sukacita. Dalam rutinitas sehari-hari, perlu selalu ada waktu untuk sejenak berdiam diri.
Menutup mata dan telinga dari segala hiruk pikuk kegiatan rutin sehari-hari. Menyediakan diri dan membuka hati untuk Tuhan, membiarkan Dia menyapa dengan cara-Nya. Tuhan Yesus telah
mencontohkannya. Di tengah kesibukan-Nya yang luar biasa — mengajar dan menolong orang — Dia selalu menyempatkan diri untuk sejenak menyepi, untuk menenangkan diri dalam waktu teduh (ayat 31,32) -AYA
WAKTU TEDUH BERSAMA TUHAN BUKAN SAJA MENYEGARKAN MELAINKAN JUGA MENYEHATKAN JIWA
Markus 6:30-32
30. Kemudian rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus dan
memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan.
31 Lalu Ia berkata kepada mereka: “Marilah ke tempat yang
sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!”
Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi,
sehingga makanpun mereka tidak sempat.
32 Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan
perahu ke tempat yang sunyi.
Sumber: YouthHouse

Originally posted 2013-12-23 04:48:55.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *