1. Assertive anger
    Jenis marah ini merupakan yang paling “kalem”. Alih-alih memperlihatkan kemarahan, orang dengan tipe ini cenderung menghindar dari konfrontasi dan menahan diri mengeluarkan kata-kata kasar. Orang dengan tipe marah seperti ini cenderung memotivasi untuk menjadi lebih baik.
  2. Behavioural anger
    Kemarahan jenis ini lebih melibatkan ekspresi fisik dan cenderung agresif. Orang dengan marah jenis ini biasanya menyerang seseorang atau merusak barang yang ada di sekelilingnya. Kemarahan jenis ini biasaanya tidak bisa diprediksi dan punya konsekuensi negatif diakhirnya. Jika memiliki marah jenis ini, sebaiknya pergi dari tempat dimana anda marah untuk mengatur napas dan mengontrol emosi.
  3. Chronic anger
    Orang dengan jenis marah ini biasanya lebih memilih ditahan dan cenderung menyalahkan dirinya sendiri. Bahayanya, jika terus menerus tidak diperbaiki, kemarahannya justru akan membuat tidak sehat. Biasanya kemarahan ini timbul karena benci dengan orang lain atau frustasi pada keadaan. Cara paling baik untuk meredam amarah jenis ini adalah memaafkan.
  4. Judgmental anger
    Kemarahan ini boleh jadi karena kemarahan yang sebenarnya. Jenis marah ini muncul sebagai reaksi saat melihat atau menerima ketidakadilan. Walaupun terlihat punya nilai positif, tak menutup kemungkinan bahwa orang dengan marah ini dijauhi karena perbedaan pandangan dengan orang lain disekitarnya.
  5. Overwhelmed anger
    Inilah tipe marah yang tidak terkontrol. Marah ini biasanya muncul karena akumulasi dari kondisi diluar batas kemampuan kita, diikuti dengan perasaan tanpa harapan atau frustasi. Ini biasanya muncul karena terlalu banyak tanggung jawab yang dipikul atau karena ketidakmampuan melawan stres.
  6. Passive aggressive anger
    Jenis marah ini biasanya tidak menyerang seseorang secara langsung. Biasanya, orang dengan jenis marah ini lebih memilih untuk sinis atau menyalahkan kejadian. Perilaku ini biasanya membuat ambigu dan membingungkan orang lain. Belajar tentang komunikasi yang asertif menjadi salah satu cara untuk mengelola kemarahan ini.
  7. Retaliatory anger
    Jenis marah ini biasanya direspon dengan rasa balas dendam atau ingin membalas. Biasanya orang yang memiliki tipe kemarahan ini sudah mempersiapkan diri dan bertujuan. Tak jarang, pembalasannya dilakukan dengan intimidasi yang cenderung menyulut tensi menjadi lebih tinggi. Kemarahan model ini bisa menjadi fatal bila tidak diredam.
  8. Self abusive anger
    Kemarahan ini muncul karena merasa putus asa, tidak berharga, disakiti, atau malu. Orang dengan kemarahan seperti ini biasanya tidak bisa mengekspresikan dan cenderung menyalurkannya dengan berbicara yang buruk terhadap diri sendiri. Tak jarang mereka menyakiti diri sendiri.
  9. Verbal anger
    Walaupun tidak terlihat menakutkan, kemarahan jenis ini berpotensi menyerang lawan bicara seperti psikologis. Biasanya kemarahan jenis ini diikuti dengan teriakan, mengancam, sarkasme, hingga kritik yang menyalahkan. Kemarahan jenis ini bertujuan untuk mempermalukan seseorang. Jika memiliki marah seperti ini, sebaiknya menahan diri untuk berteriak dan cobalah untuk mengeluarkan argumen dengan lebih tertata dan tenang.
  10. Volatile anger
    Kemarahan ini cenderung naik turun. Anda bisa marah besar cepat sekali, tetapi seketika kemudian langsung tenang. Jenis marah ini sebenarnya dijauhi orang lain, karena mereka cenderung takut berinteraksi dengan anda. Untuk itu, anda harus belajar mengontrolnya agar tidak terekskalasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *