MENCIPTAKAN SURGA di DUNIA !!!

“Seseorang merasa sedih dan kesal ketika melihat sekuntum bunga mawar yang indah dikelilingi oleh semak-semak berduri.
Seseorang lain merasa gembira dan ceria karena diantara semak-semak berduri terdapat sekuntum bunga mawar”, demikian sebuah ilustrasi yang memberikan inspirasi kepada kita bahwa sebenarnya yang menentukan perasaan seseorang adalah cara pandangnya terhadap suatu kejadian, bukan kejadian itu sendiri. Dengan kata lain, kebahagiaan atau kesedihan adalah sebuah pilihan dan diri kita sendirilah yang bertanggung jawab penuh atasnya.
Sebelum memahami konsep dan cara berpikir positif, dulu ketika sedang terburu-buru pergi ke suatu tempat dan jalanan macet, ditambah lagi dengan ada pengemudi yang seenaknya saja main serobot, biasanya reaksi saya langsung senewen, merasa kesal sendiri, hingga rasanya ingin turun dari mobil untuk menghampiri lalu mencekik si pengemudi tersebut. Akibatnya, selain pikiran menjadi kacau, kesehatan saya juga jadi terganggu. Yang lebih parah lagi, keadaan sama sekali tidak berubah. Keadaan jalanan macet ya tetap saja macet!

Ketika merefleksikan kejadian tersebut, saya langsung memutuskan untuk memandang suatu kemacetan dengan cara berpikir yang positif, yaitu berusaha mencari hal-hal positif dari keadaan yang memang tidak bisa diubah. Akibatnya, selain dapat melihat kemacetan sebagai suatu ajang untuk melatih kesabaran, saya juga mendapatkan kesadaran bahwa pada saat terjebak kemacetan sebenarnya saya malah lebih bisa menikmati perjalanan sambil mendengarkan berbagai informasi penting di radio atau alunan lagu yang menyejukan hati. Kebalikan dari pengalaman yang sebelumnya, keadaan ini membuat saya merasakan kedamaian pikiran serta kondisi tubuh jadi terasa lebih sehat. Pengalaman ini semakin meyakinkan saya bahwa cara pandang kita terhadap suatu kejadianlah yang menentukan perasaan kita, bukan kejadian itu sendiri.

Hirotada Ototake alias Oto, penulis buku “No One’s Perfect” adalah sosok luar biasa yang sangat inspiratif mengenai cara berpikir positif. Dilahirkan dalam keadaan fumanzoku – tanpa memiliki tangan dan kaki, Oto tidak mengeluh. Namun sebaliknya, justru ia merasa bersyukur karena menganggap ketidaksempurnaannya tersebut dapat menjadikannya sebagai anak yang paling populer di sekolah. Meskipun setiap hari hanya bisa berkeliaran dengan kursi roda, ia sama sekali tidak menyesali kehidupannya. Sikap hidupnya ini tidak hanya membuatnya memiliki banyak teman, tetapi juga membuahkan berbagai prestasi seperti menjadi juara pertama dalam sebuah kontes pidato. Luar biasa kan?

Seorang teman saya yang memiliki bagian tubuh lengkap dan harta melimpah, memiliki sikap yang bertolak belakang dari Oto. Ia hampir selalu berpikir negatif terhadap apa pun yang dialami dan siapa pun yang ada disekitarnya. Tidak mengherankan kalau keadaan ini menjadikan ia sebagai seseorang yang banyak mengeluh sehingga lupa mensyukuri atas apa yang dimilikinya. Sebaliknya ia seringkali merasa kurang cantik, kurang memiliki badan yang proposional, khawatir hartanya hilang karena ditipu orang, dan sering menaruh curiga pada teman-temannya yang mendekatinya.

Oleh karena itu, sekarang sangatlah jelas bahwa memilih untuk memandang segala sesuatu dengan cara berpikir positif atau menciptakan ‘surga’ dalam pikiran adalah jalan yang terbaik. Hasilnya pun luar biasa. Kita dapat mempunyai lebih banyak sahabat, kedamaian dalam pikiran, sampai dengan kesehatan yang baik. Sebaliknya, jika kita selalu punya cara berpikir yang negatif, maka diri kita akan diselimuti oleh perasaan kecewa, curiga, khawatir, punya banyak penyakit, bahkan beban hidup yang terasa amat berat.

Nah bagaimana dengan Anda selama ini? pikiran positif atau pikiran negatifkah yang mendominasi pikiran Anda? Marilah sekarang juga kita memutuskan untuk menciptakan ‘surga’ dalam pikiran; selalu melihat sisi kebaikan dari seseorang maupun hikmah dari suatu persoalan. Rasa syukur dan kebahagiaan akan senantiasa menyertai hidup kita.
“Tidak ada peristiwa hidup yang bisa dikatakan baik atau buruk, kecuali pikiran kita yang membuatnya demikian” (William Shakespeare)

Louis Sastrawijaya
Inspirator, Freedom of Life
Mindset Development, Education & Training

Originally posted 2014-08-28 09:33:12.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *