Bahasa Cinta
Ibuku bukanlah orang yang berpendidikan tinggi, atau orang yang
menguasai banyak hal dan berbicara dalam banyak bahasa. Itu
menurutku, tidak penting. Sebab ada satu hal yang membuat ia menjadi sangat
istimewa, satu hal yang sering lalai ku sadari: ia menguasai
bahasa cinta.
Tetapi itu tidak berarti ibuku berbicara tentang cinta padaku
secara verbal. Ibuku juga tak pernah secara langsung menyatakan bahwa
ia sayang padaku atau ia sungguh2 mencintai aku. Dan ku kira, ini
pasti dikarenakan latar belakang budaya timur yang tidak lazim
mengenal pengungkapan perasaan secara verbal.
Tetapi ketika ia dengan segera menyiapkan sepiring nasi ketika
ia tahu aku hendak makan dan itu ia lakukan tanpa menanti permintaan
atau persetujuan dariku (dan jujur saja, kadang2 ini membuatku risih
karena aku merasa diperlakukan seperti anak kecil). Atau setiap pagi ia
bangun paling awal untuk menyiapkan sarapan untuk kami
sekeluarga, menyiapkan dan membawakan makanan kecil ketika aku sedang asyik
menonton tv, aku tahu, ia sedang berbicara bahasa cinta melalui
itu semua. Ia sedang berbicara padaku tentang kepeduliannya,
tentang cinta dan rasa sayangnya padaku.
Akan halnya ayahku, tidak berbeda jauh. Meskipun harus ku akui
terkadang aku merasa benci setengah mati terhadapnya, terhadap
kekeraskepalaannya, kecenderungannya untuk mencari kambing
hitam dan ketidaksportifannya aku tahu, ia pun menguasai bahasa cinta pula.
Ia memang tidak pernah menyiapkan sarapan atau menyediakan nasi
untukku, tetapi ia menunjukkan rasa cintanya sebagai seorang
ayah, msebagai seorang kepala keluarga: ia selalu siap membantu aku
tanpa aku harus memintanya terlebih dahulu.
Ibu dan ayahku manusia2 penyayang, yang tahu bagaimana
menggunakan bahasa cinta.
Meskipun terkadang-sebagai manusia biasa-kami melakukan
kesalahan atau saling menyakiti hati masing2 dan membuatku lalai menyadari arti
penting mereka, aku berusaha untuk mengingat setiap kata dari
tindakan mereka: setiap kata dari bahasa cinta yang mereka curahkan
padaku.
Originally posted 2008-01-04 08:04:27.
bagus banget artikel ini, aku hampir menangis ingat kasih sayang ayah ibuku. Mereka adalah manusia super bagiku setelah Rasul SAW. Terimakasih atas kasih sayangmu, kalian selalu ada dalam hatiku walaupun kita sangat berjauhan. Semoga Allah selalu memberikan cinta kepada kita, amin