Berbuat baik, apakah imbalannya?

Aku bekerja sebagai receptionist di sebuah kantor dokter ahli mata. Dokterku pada awal karirnya harus pergi ke rumah-rumah jompo untuk mencari pasien, dan kini setelah ia memperoleh 10.000+ pasien dan super sibuk dengan pekerjaannya ia masih saja mempertahankan kontrak dengan rumah-rumah jompo tersebut.
Di pagi ini ada seorang nenek yang menelepon langsung dari salah satu rumah jompo itu. Ia memperkenalkan dirinya serta berusaha sesingkat mungkin mengutarakan permasalahan yang tengah dihadapinya, karena biasanya orang-orang yang lahir asli di negara ini tidak mau menyia-nyiakan waktu untuk mendengar keluh kesah orang lain, terlebih lagi seorang tua seperti ibu tersebut.

Dia berkata, “Sewaktu dokter anda mengunjungi rumah jompo kami dia sempat memeriksa mata saya serta memberikan resep kacamata, namun pada saat itu saya benar-benar tidak memiliki uang yang cukup sehingga saya tidak dapat segera menebusnya. Sekarang saya rasa saya sudah dapat menyisihkan sedikit uang, sehingga saya ingin tahu berapa harganya.”
Segera saja aku menjawab bahwa harga kacamata ditentukan oleh model kacamata yang diinginkan, serta jenis lensa yang ia butuhkan. Tapi aku juga tak lupa menyarankan agar sebaiknya ibu tersebut menggunakan saja frame kacamatanya yang lama untuk menghemat uang. Selain itu aku juga berusaha mencari jalan lain untuk memastikan agar ibu tersebut dapat memperoleh kacamata dengan harga paling rendah serta dengan cara yang paling convenient bagi orang seumurnya. Jawabanku ternyata membuat ibu tersebut sangat gembira sekaligus terharu. Dia merasa kaget karena masih ada orang yang bersedia meluangkan waktu untuk menolongnya. Berulang kali ibu itu mengucapkan terima kasih sampai aku sendiri merasa tidak enak mendengarnya.
Aku merasa tersentuh atas reaksi ibu tadi. Keputusanku untuk menolongnya tadi benar-benar tulus tanpa mengharapkan imbalan apa-apa, dan memang secara material aku juga tidak memperoleh keuntungan apa-apa. Tetapi bila kita renungkan lebih jauh, kadang-kadang tindakan sekecil apapun yang kita perbuat dapat berarti sekali bagi orang yang tengah membutuhkannya. Seringkali cara berbicara kita yang ramah dan sabar saja sudah sangat menolong menenangkan hati pasien yang barangkali tengah menderita kesakitan. Berbuat kebaikan tidak selalu dapat diukur dengan uang. Bagiku, tidak ada yang dapat menggantikan eskpresi wajah atau nada bicara orang-orang yang telah merasakan betapa besar artinya apa yang telah kita lakukan bagi mereka.

Originally posted 2011-05-02 16:45:55.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *