Hanyut Dibawa Arus (1)

Ayat bacaan: Ibrani 2:1
==================
“Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus.”

hanyut dibawa arusUntuk kesekian kalinya saya membaca di koran mengenai anak kecil yang meninggal dunia karena terseret arus ketika mandi di sungai. Disamping banyak di antara mereka yang belum bisa berenang, secara fisik anak kecil pun masih lemah dan belum tahu bagaimana cara melawan arus. Jangankan anak kecil, orang dewasa sekalipun akan sulit melawannya jika mereka berada di dalam arus deras. Segala sesuatu yang lebih lemah di bandingkan sebuah arus tentu akan dengan mudah terseret olehnya. Anak-anak kecil yang malang ini tidak mengetahui bahaya yang bisa timbul akibat terseret arus. Mereka mungkin hanya ingin merasa senang bermain-main di sungai, tetapi ketidaktahuan mereka itu bisa menimbulkan malapetaka.

Dalam kehidupan ini kita pun akan banyak berhadapan dengan berbagai arus berbahaya. Betapa seringnya kita melihat atau mendengar orang-orang yang tadinya baik lalu berubah menjadi sesat karena terbawa pengaruh yang salah dari lingkungan pergaulan mereka. Kejatuhan anak-anak Tuhan seringkali terjadi bukan karena mereka sendiri ingin berbuat dosa, tetapi justru karena hanyut di bawa arus. Di akhir zaman seperti sekarang ini, berbagai arus penyesatan bisa tampil dari segala arah. Dari pertemanan, lingkungan, berbagai media seperti bacaan, televisi, internet, lagu-lagu dan sebagainya. Dan parahnya, seringkali arus penyesatan ini hadir samar-samar, tidak terlihat kasat mata sehingga kita tidak sadar ketika mulai terseret masuk di dalamnya. Jika kita membiarkan diri kita terus hanyut terseret arus seperti ini maka pada suatu ketika di saat kita sadar, bisa jadi kita sudah sulit melepaskan diri lagi. Maka banyak korban yang akan jatuh akibat terseret arus dalam kehidupan seperti ini, di mana banyak di antaranya adalah anak-anak Tuhan yang tadinya hidup kudus dan taat. 

Firman Tuhan mengingatkan benar akan hal ini. “Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus.” (Ibrani 2:1). Hanyut terbawa arus sudah merupakan masalah yang dihadapi manusia sejak jaman dahulu sampai sekarang. Ketika kita lemah, maka akan sangat mudah bagi kita untuk terhanyut dalam berbagai kesesatan. Dan Alkitab mengingatkan kita agar terus berhati-hati terhadap kemungkinan seperti ini. Salah satu caranya adalah dengan benar-benar memperhatikan dengan teliti dan seksama akan segala sesuatu yang kita dengar, memiliki kemampuan memilah-milah mana yang benar dan salah, mana yang baik dan buruk, mana yang harus diterima dan ditolak dan sebagainya.

Seperti yang saya sebutkan di atas, ada banyak arus dalam dunia yang berpotensi menghancurkan kita. Dan Alkitab pun banyak mengingatkan akan hal ini. Arus penyesatan bisa timbul dari pertemanan yang salah. Hal seperti ini sudah sering kita lihat, bahkan mungkin sudah kita alami sendiri. Dan Tuhan mengingatkan “Hai anakku, jikalau orang berdosa hendak membujuk engkau, janganlah engkau menurut” (Amsal 1:10). Sesungguhnya ini pesan yang penting yang dihadirkan lewat Salomo. Sebagai orang paling berhikmat tentu ia sudah melihat adanya kecenderungan manusia untuk terjebak pada bujuk rayu orang lain. Salomo melanjutkan “Hai anakku, janganlah engkau hidup menurut tingkah laku mereka, tahanlah kakimu dari pada jalan mereka.” (ay 15). Kaki orang berdosa digambarkan sedang “lari menuju kejahatan dan bergegas-gegas untuk menumpahkan darah” (ay 16), dan dengan demikian “mereka menghadang darahnya sendiri dan mengintai nyawanya sendiri.” (ay 18). Terseret arus seperti ini akan membawa kita masuk ke dalam situasi yang sama pula. Itulah sebabnya kita diingatkan untuk tidak terjebak dan terseret dalam arus ini.

Selain dari lingkungan pertemanan, Alkitab pun mengingatkan kita agar waspada terhadap nabi-nabi palsu dengan ajaran-ajaran mereka yang sesat. Ini adalah arus kesesatan lain yang seringkali dikemas sedemikian rupa sehingga terlihat seolah-olah baik, seolah-olah sejalan dengan firman Tuhan padahal orientasi atau dasarnya sangatlah jauh. Tuhan Yesus sendiri sudah mengingatkan kita akan hal ini. “Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.” (Matius 7:15). Mereka bisa tampil seperti lurus dengan kemasan-kemasan yang mampu memperdaya kita. Ada begitu banyak ajaran berorientasi kepada kemakmuran, kesukesan, keberhasilan dan sebagainya yang terlihat seolah-olah benar namun semua itu ternyata bertentangan dengan Firman Tuhan. Terhadap hal seperti ini kita haruslah berhati-hati. Yesus pun memberikan cara bagaimana kita bisa membedakannya. “Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.” (ay 16a).

Tidak hanya itu saja, sebenarnya ada banyak arus-arus lain yang bisa datang dari segala arah dan siap menghanyutkan kita. Berbagai arus ini siap menjanjikan banyak hal yang sepertinya membahagiakan dan nikmat, tetapi sebenarnya sedang mengarahkan manusia untuk lenyap dalam kenikmatannya. Hal ini sudah diingatkan oleh Yohanes. “Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.” (1 Yohanes 2:17). Dunia akan cenderung mengarah kepada arus-arus seperti ini, tetapi bagi kita anak-anak Tuhan sudah diingatkan dengan jelas agar tidak ikut-ikutan terbawa arus. Sebuah firman Tuhan yang sudah sangat kita kenal wajib untuk kita ingat. “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” (Roma 12:2)

Lewat Petrus Tuhan menasihatkan “Tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, kamu telah mengetahui hal ini sebelumnya. Karena itu waspadalah, supaya kamu jangan terseret ke dalam kesesatan orang-orang yang tak mengenal hukum, dan jangan kehilangan peganganmu yang teguh.” (2 Petrus 3:17). Kita wajib waspada, karena kelemahan-kelemahan kita akan selalu siap untuk dimanfaatkan oleh si jahat untuk menyesatkan kita lewat berbagai arus penyesatan baik yang terlihat kasat mata maupun yang dikemas secara rapi. Apa yang harus kita lakukan bisa kita baca dalam ayat berikutnya. “Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya.” (ay 18).  Jangan bermain-main dengan arus penyesatan seperti apapun. Berhati-hatilah terhadap arus-arus yang siap menghanyutkan kita hingga binasa. Biasakan diri untuk teliti terhadap segala sesuatu yang kita dengar dan lihat agar kita terhindar dari bahaya seperti ini.

Teliti dan cermati segala sesuatu agar kita tidak mudah terbawa arus

Follow us on twitter: http://twitter.com/henlia

Originally posted 2013-06-28 17:46:42.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *