Ibu Teresa – Satu dengan Kristus

Kenyataannya, hanya ada satu doa yang sejati, hanya ada satu doa yang penting: Kristus sendiri. Hanya ada satu suara yang membumbung tinggi: suara Kristus. Doa adalah kesatuan dengan Kristus.
Bila saatnya tiba kita tidak dapat berdoa, maka jalan keluarnya mudah saja: kalau Yesus ada di hati kita, biarkan Dia berdoa, biarkan Dia bereakap-eakap dengan Bapa-Nya dalam keheningan hati kita. Karena kita tidak dapat berbicara, maka Dia akan berbicara; karena kita tidak dapat berdoa, maka Dia akan berdoa.
Karena itulah kita harus sering mengucapkan, “Yesus yang ada di dalam hatiku, aku percaya akan kasih setia-Mu pada diriku‚.
Bila kita tidak mempunyai sesuatu pun untuk diberikan – berikanlah Dia ketiadaan itu. Marilah kita meminta Yesus untuk berdoa dalam diri kita, karena tak seorang pun mengenal Bapa lebih baik daripada Dia. Tak seorang pun dapat berdoa lebih baik daripada Yesus, yang mengutus Roh-Nya kepada kita untuk berdoa dalam diri kita, karena kita tidak tahu bagaimana seharusnya berdoa.
Dan kalau hatiku murni, bila Yesus hidup di dalam hatiku, kalau hatiku adalail tabernakel dari Allah yang hidup, Yesus dan saya adalah satu. Seperti apa yang dikatakan oleh St. Paulus, “… aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.”
Kristus berdoa di dalam diriku, Kristus bekerja di dalam diriku, Kristus berpikir di dalam diriku, Kristus memandang melalui mataku, Kristus berbicara melalui kata-kataku, Kristus bekerja dengan tanganku, Kristus berjalan dengan kakiku, Kristus mencintai derigan hatiku. Seperti yang didoakan St. Paulus: “Aku adalah milik Kristus dan tak ada sesuatu pun yang dapat memisahkan aku dari cinta Kristus.” Itulah kesatuan dengan Allah dalam Roh Kudus.
Penting kalau kita membiarkan Kristus hidup dalam diri kita sehingga kita dapat memiliki kehadiran-Nya di mana saja kita berada. Allah sangat mencintai kita. Dia rnengaruniakan kepada kita Putera-Nya, Yesus. Dia memberi kita cinta-Nya dan kita harus membuat Dia leluasa dalam diri kita. Masalahnya bukan menyerahkan segala sesuatu, – itu tidak penting -, melainkan yang penting adalah belas kasih dan kehadiran. Semakin membiarkan Dia hidup dalam diri kita, semakin kita tumbuh dalam keserupaan dengan Kristus.
Doa adalah penyerahan diri seluruhnya, kesatuan yang menyeluruh dengan Kristus. Inilah yang membuat kita bersemangat kontemplatif di tengah dunia; karena selama dua puluh empat jam kita berada di hadapan-Nya: dalam diri orang yang lapar, telanjang, tak punya rumah, tidak disukai, tidak dicintai dan tidak diperhatikan. Karena Yesus berkata: “… segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.”
Bapa kami, di sinilah aku, siap melayani-Mu, Anak-Mu, pakailah aku untuk meneruskan cintaMu kepada dunia, dengan memberi Yesus kepadaku dan melalui aku, kepada satu sama lain dan kepada dunia. Marilah kita berdoa untuk satu sama lain sehingga kita membolehkan Yesus mencintai di dalam diri kita dan melalui kita dengan cinta yang sama dengan cinta Bapa kepada-Nya.
Sumber : Mutiara Cinta
Muder Teresa

Originally posted 2011-06-13 01:01:51.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *