Kritik Demi Keotentikan Diri Sendiri

Penyair besar seringkali berbuat kejam pada para pemula, atau malah pada
penyair lain yang berjam terbang tinggi. Ia tak segan merobek syair orang
lain. Ia tega mengatakan puisi itu jelek. Ia juga sampai hati menolak sajak
mereka bagai bukan sajak. Penyair besar itu merasa berhak melakukannya. Ia
membolehkan dirinya menghancurkan kreativitas orang lain. Namun, semua itu
hanya demi satu perkara: ia ingin sesuatu yang lebih hebat tercipta dari
sajak-sajak orang lain. Ia ingin bunyi yang baru yang belum pernah
didengarnya. Ia ingin kata baru yang belum tertulis di kamus mana pun. Ia
ingin makna baru yang belum sempat terpikirkannya. Ia ingin daya cipta yang
lebih dahsyat. Karena, yang pernah ada langsung lapuk sebelum waktu
menjamahnya.
Seringkali kita kecewa pada pemimpin kita karena kritiknya yang mengguggat
kreativitas kita. Namun, bila kita tahu, sebenarnya mereka ingin kita
menggali sumur yang lebih dalam, kita akan temukan air yang lebih murni.
Kita temukan keotentikan diri sendiri. Kritik memang semestinya mendorong
agar yang dikritik mau menemukan dirinya sendiri.

Originally posted 2012-02-24 16:51:27.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *