Makan saja dulu itu Semua

Setelah melalui perjalan yang berat dan melelahkan karena harus melewati
tiga bukit dan ngarai, sang petani tiba di rumah kyai. Kyai menanyakan
maksud kedatangannya.
Petani: “Saya ingin bertanya, apakah kepiting kali itu halal atau haram?”
Kyai: “Sebelum menjawab itu, saya ingin bertanya terlebih dulu, apakah kamu
punya empang?”
Petani: “Punya, Kyai.”
Kyai: “Apakah di empangmu dipelihara macam-macam ikan, seperti mujair,
tawes, mas, nila, gurami?”
Petani: “Iya Kyai.”
Kyai: “Apakah kamu juga beternak ayam atau bebek seperti petani di sini?”
Petani: “Iya, Kyai.”
Kyai: “Nah, kalau begitu, makan dulu saja itu semua, janganlah dulu kamu
persoalkan kepiting kali. Bukankah ayam, itik, ikan itupun mungkin tak habis
kamu makan, jangan kau susahkan hidupmu dengan persoalan kepiting kali.”
Smiley…! Angan-angan menjauhkan kita dari hidup yang sekarang. Bukan
persoalan apakah telur atau ayam yang lebih dahulu diciptakan, namun apakah
kita bisa memanfaatkan apa yang ada di tangan kita sekarang. Sebutir telur
yang nyata-nyata berada dalam genggaman jauh lebih berharga ketimbang seekor
ayam di angan-angan.

Originally posted 2010-12-18 01:02:52.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *