Pria Single Takut Menikah
Apa Alasan dan Solusinya bagi Kekasihnya?
KENDATI banyak penelitian yang membuktikan pertumbuhan wanita saat ini lebih banyak dari kaum pria, namun tak sedikit dari mereka (kaum pria) lebih suka hidup lama melajang. Tentu saja berbagai alasan dikemukakan mereka.
Tak sedikit pula wanita yang mungkin saja salah satunya Anda, kesal dengan sikap sang pacar yang selalu mengelak bila ditanya kapan akan menikahi Anda. Bahkan tak jarang mereka marah dan memilih untuk mengganti topik pembicaraan. Bagi Anda yang sudah lama dan sreg dengannya tentu hal ini akan sangat mengecewakan. Apalagi Anda dan dia sudah sepakat membawa proses pacaran ini kejenjang pernikahan. Namun lagi-lagi ketika diajak untuk berbincang tentang hari baiknya, si Dia seolah-olah malah mundur begitu saja. Apa yang terjadi?
Kalau sudah begini, bukan berarti Anda langsung memilih putus dan mencari penggantinya saja. Pasalnya membangun hubungan yang baru tentu saja akan lebih sulit. Apalagi bila hati Anda benar-benar sudah cinta mati padanya. Kalau begini apa yang harus Anda lakukan? Pertama-tama adalah dengan mencari tahu kenapa kekasih Anda sulit sekali bila diajak bicara tentang pernikahan. Pasalnya seribu satu alasan tentu saja berada di belakang sikapnya tersebut.
Alasan pertama yang sangat masuk akal dan banyak dijadikan alasan kaum pria untuk menunda pernikahan adalah masalah kemampuan finansial. Mereka merasa belum cukup “mapan” untuk bisa membiayai kehidupannya dan juga kehidupan “orang” yang harus menjadi istrinya nanti. Ditambah lagi dengan keperluan hidup yang semakin tinggi dan rencana untuk memiliki anak. Kalau sudah begini, mereka cenderung untuk menunda pernikahan jika merasa belum mapan secara materi. Mereka takut tidak bisa membahagiakan isteri dan anaknya selain tentunya malu dengan keluarga dan keluarga pasangannya.
Sebagai solusinya, tentunya Anda harus bisa membangkitkan kembali semangatnya. Meski masalah finansial menjadi salah satu yang mendasar dalam sebuah keluarga, tapi alangkah baiknya bila dicoba. Toh masing-masing kepala membawa rezekinya masing-masing. Yakinkan pula calon suami Anda, bahwa Anda akan mendukung sepenuhnya.
Alasan kedua biasanya adalah karena menikah membuat laki-laki tidak sebebas hidup melajang. Dengan menikah tentu saja tanggungjawab akan semakin besar selain tentunya mencari nafkah untuk keluarganya. Kebebasan mereka juga jadi terbatas. Mereka harus membagi waktu antara keluarga dan teman-teman, serta tidak bisa seenaknya pergi bersama teman-teman. Solusinya, tentu saja Anda harus lebih banyak memberikan dorongan kepadanya dan memastikan bahwa kehidupan akan terus berjalan sebagaimana mestinya. Tentu saja dia harus bisa menempatkan keluarga sebagai posisi utamanya.
Alasan ketiga yakni mereka takut pada sesuatu hal yang tidak perlu. Misalnya saja bagaimana bila sudah telanjur menikah, mereka tiba-tiba jatuh cinta kepada perempuan lain?! Padahal, kalau sudah cinta benar dengan perempuan yang akan dinikahinya, hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan. Takut bila komitmen jangka panjang justru akan merusak apa yang selama ini sudah terjalin dengan baik. Mereka takut hubungannya dengan Anda tidak lagi seindah waktu pacaran. Kalau sudah begini, Anda bisa memberikan banyak masukan dengan memberi contoh pasangan-pasangan yang bisa hidup langgeng dan juga bahagia. Bisa mulai dari keluarga Anda dan orang-orang terdekat Anda. Yakinkah bahwa pernikahan bukanlah akhir dari kebahagiaan akan tetapi permulaan untuk bisa memulai kehidupan yang lebih membahagiakan lagi.
Perceraian atau ditinggal pasangan bisa jadi alasan yang membuat mereka enggan untuk menikah. Trauma dengan kegagalan sebuah pernikahan bukan hal yang baru lagi yang bisa mendorong orang untuk enggan membina rumahtangga lagi. Apalagi pernikahan yang dulu sempat menyisakan kenangan buruk yang tak pernah lepas dari ingatannya.
Trauma dengan kegagalan rumahtangga orangtua dan juga orang-orang terdekat disekelilingnya juga memberikan masukan yang sangat berarti. Pendek kata kegagalan tersebut akan menjadi momok yang menakutkan yang bisa saja terjadi dalam pernikahan nanti. Namun tentu harus disadari bahwa jalan hidup orang lain-lain. Tak berarti seorang anak akan bernasib sama seperti orangtuanya. Yakinkan hal tersebut pada calon pasangan hidup Anda seraya menambahkan bahwa ketenangan dan kebahagiaan akan bisa diwujudkan bersama-sama.
Originally posted 2012-05-31 10:24:42.
trus apa yg harus dilakukan seorang wanita dengan laki2 yg takut menikah?? apakah harus sabar menunggu…sedangkan si wanita juga didalam dilema keluarga yg menghendaki segera wanita untuk menikah?
Terima kasih