Teddy Stoddard

Prestasinya buruk, tak banyak teman, bajunya kumal, dan duduknya di lantai. Itulah Teddy Stoddard yang duduk di kelas lima sekolah dasar.
Suatu hari saat siswa kelas lima memberi kado kepada gurunya, Ny Thomson,
hanya kado Teddy yang dibungkus dengan kertas kumal. Saat Ny Thomson
membukanya, ia menemukan gelang batu yang sudah tak utuh dan botol
parfum yang hanya berisi setengah. Anak-anak lain menertawakannya.
Setelah meminta murid-murid agar tidak menertawakan Teddy, Ny Thomson lantas memakai gelang batu itu, dan mengoleskan parfum ke lengannya.

Usai sekolah, Teddy menunggu begitu lama untuk berani berkata kepada Ny
Thomson. “Bu, hari ini wangi Anda seperti wangi ibu saya.” Ketika tak
ada lagi siswa di kelas, Ny Thomson menangis selama satu jam karenanya.
Jika Anda mencari di internet, Anda akan menemukan ribuan situs yang memuat kisah Teddy ini -tak diketahui siapa penulisnya. Guru Teddy di kelas
satu dan dua memberi catatan di rapornya dengan menyebut Teddy sebagai
siswa yang cerdas, banyak teman.
Tapi, ketika menginjak kelas tiga, ibunya terserang stroke, Teddy bersedih.
Ketika kelas empat, ibunya meninggal, dan membuat Teddy terpukul,
sehingga kian mengalami kemunduran prestasi sekolah.
Setelah peristiwa pemberian hadiah, Ny Thomson pun segera memberikan perhatian khusus kepada Teddy. Ia memberikan dorongan-dorongan, sehingga sewaktu kenaikan kelas, Teddy telah meraih prestasi lagi. Setahun kemudian, Ny
Thomson menerima surat dari Teddy. Isinya, mengatakan, bahwa Ny Thomson
sebagai guru terbaik yang pernah ia miliki.
Enam tahun kemudian, Ny Thomson menerima surat lagi. Teddy mengabarkan telah lulus SMU dengan peringkat ketiga. Ia mengatakan pula bahwa Ny Thomson tetap sebagai guru terbaik sepanjang hidupnya.
Empat tahun kemudian, lewat suratnya, Teddy mengatakan telah lulus kuliah dengan nilai terbaik dan menyatakan bahwa Ny Thomson tetap guru terbaik
sepanjang hidupnya. Di akhir surat ia menerakan nama lengkap, dr Theodore F Stoddard.
Di lain tahun, Teddy berkirim surat lagi, memintanya agar bersedia duduk di kursi yang biasa disediakan untuk ibu pengantin, saat Teddy menikah. Ny Thomson datang dengan mengenakan gelang batu dan parfum yang dulu dihadiahkan Teddy.
Ny Thomson dan dr Stoddard saling berpelukan. “Terima kasih Bu Thomson, karena telah mempercayai saya. Terima kasih banyak telah membuat saya merasa begitu penting dan menunjukkan cara bahwa saya bisa berubah.”
Air mata merembang di mata Ny Thomson. “Teddy, kamu keliru. Kamulah yang
telah mengajariku membuat perubahan. Sebelumnya aku tak tahu caranya
mengajar hingga akhirnya bertemu kamu.”
(Cerita ini telah begitu memberikan aku inspirasi untuk menjadi seorang guru
dan menghargai murid-muridku, karena sesungguhnya, mereka adalah calon-calon pemimpin masa depan.)

Originally posted 2011-01-07 22:07:54.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *