Yang Membuat Kita Besar

Barry Spilchuk
Dengan perasaan bangga, saya dan Karen dijadikan “Tokoh Orangtua” untuk sehari di kelas taman kanak-kanak Michael, anak lelaki kami. Ia mengajak kami berkeliling kelas, berkenalan dengan semua temannya. Kami ikut dalam aktivitas mereka, memotong dan menggunting lalu merekatkan, begitu pula menjahit; lumayan lama juga kami ikut bermain-main di bak pasir. Bukan main ramainya!

“Ayo, sekarang duduk membentuk lingkaran!” seru ibu guru. “Kita akan bercerita.”
Karena tidak ingin kelihatan aneh di mata anak-anak, saya dan Karen ikut “membentuk lingkaran” bersama teman-teman baru kami. Setelah selesai menuturkan cerita tentang “besar”, ibu guru bertanya kepada anak-anak yang asyik mendengarkan selama ia bercerita, “Apa yang membuat kalian merasa besar?”
“Serangga membuat aku merasa besar,” teriak salah seorang anak.
“Semut,” seru anak lainnya.
“Nyamuk,” kata seorang anak lagi.
Ibu guru agak kewalahan menghadapi anak-anak yang berebutan menjawab. Untuk mengatasinya, ia memanggil anak-anak yang mengacungkan tangan. Sambil menunjuk seoran ganak perempuan, ia bertanya, “Ya, sayang, apa yang membuatmu merasa besar?”
“Ibuku,” begitulah jawab anak itu.
“Bagaimana ibumu membuatmu merasa besar?” tanya bu guru dengan heran.
“Gampang saja,” kata anak perempuan itu. “Bila ia memelukku dan bilang aku sayang padamu, Jessica!”
(Barry Spilchuk, “A Cup of Chicken Soup for the Soul”, Jack Canfield, Mark Victor Hansen and Barry Spilchuk)

Originally posted 2012-12-06 20:59:46.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *